Sudah baca novel Mortal Engines? Novel sains fiksi karya Philip Reeve ini kian melejit pamornya sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2001. Keseruan novel yang satu ini bahkan memikat Peter Jackson (sutradara sekaligus produser film The Lord of The Rings, King Kong, The Hobbit) untuk menggarap film ini. Tapi sebelum filmnya tayang, ada beberapa fakta yang perlu kamu tahu nih.
Menurut Peter Jackson, Mortal Engines bukanlah sebuah film post-apocalyptic dystopia. Latar film ini justru terjadi ribuan tahun setelah distopia, saat ‘dunia sudah mulai kembali berfungsi’ sekitar 1.700 tahun dari sekarang. Pada saat itu, kedaan planet ini mungkin sudah cukup pulih dari ledakan nuklir. Masyarakat dunia sudah melanjutkan hidup masing-masing dan tak lagi meratapi penderitaan.
Masa Kini adalah Masa Lalu
Karena terjadi ribuan tahun di masa depan, semua yang ada di masa kini dianggap sebagai artefak oleh penduduk London. Kalau di novel ada Mickey dan Pluto, di film konon akan ada Kevin dan Stuart si Minion yang dianggap dewa bagi masyarakat peradaban kuno. Selain itu masih banyak artefak yang akan dipamerkan dalam museum, dari plang McDonald yang sudah rusak, tengkorak dinosaurus, hingga skateboard dan mesin cuci.
Para sejarawan juga nantinya akan menceritakan masa kini sebagai masa lalu yang kelam di mana anak-anak sibuk menatap layar ponsel sampai-sampai tak lagi berkomunikasi satu sama lain, buku-buku pun tak lagi dibaca karena semua informasi sudah tersedia dalam ponsel-ponsel mereka.
Ribuan Pemain Figuran dan Puluhan Lokasi Syuting
Dalam pembuatan film ini terdapat kurang lebih 3.900 pemain figuran, dan masing-masingnya butuh waktu setidaknya 30 menit untuk tata kostum. Bayangkan, berapa lama total waktu yang mereka butuhkan untuk mempersiapkan para pemain figuran?
Belum lagi kalau ditambah dengan persiapan lokasi syuting. Meskipun banyak unsur sains fiksi yang bisa dibuat secara digital, ada 67 lokasi syuting yang tetap harus dibuat secara fisik, dari Ruang Shrike, Museum, Pasar Budak, hingga Katedral St. Paul.
Para penggemar novel Mortal Engines memang agak kecewa dengan visualisasi sosok Hester Shaw dalam film. Hester, yang dalam novel digambarkan memiliki bekas luka melintang dari kening hingga rahang, ternyata di film hanya memiliki luka di daerah pipi hingga dagu. Namun ternyata, hal itu dimaksudkan untuk menonjolkan ekspresi mata Hera Hilmar saat memerankan sosok Hester Shaw yang mengenakan masker penutup wajah. Lagipula meskipun kecil, butuh waktu paling tidak sekitar 30 menit untuk merias sayatan luka kecil di pipi Hester!
Seperti di berbagai film garapan Peter Jackson lainnya, di film ini pun produser kawakan itu akan tampil sebagai cameo. Dengar-dengar, wajah Jackson akan ditampilkan di layar-layar elektronik yang ada di sekitar London. Tidak hanya itu, sesuatu yang menjadi ciri khas Bilbo Baggins (The Hobbit) pun dikabarkan akan muncul di film ini.
Selain kelima hal di atas, masih banyak hal menarik yang bisa kita lihat dari film Mortal Engines. Sambil menunggu filmnya tayang, baca novelnya, yuk! [Rfd]
Baca Juga: