Search
Close this search box.

5 Fakta Mengejutkan yang Diungkap Michelle Obama dalam Becoming

Ditulis oleh ,

Yuk, bagikan artikel ini!

Melalui Becoming, Michelle Obama mengungkapkan banyak hal yang tidak terduga. Mantan ibu negara AS ini tidak takut untuk menceritakan berbagai hal. Dari pengalaman pahitnya sebagai seorang individu hingga kesulitan yang dihadapinya bersama suaminya, Barack Obama. Berikut adalah lima hal mengejutkan yang diungkapkan oleh Michelle Obama.

  1. Michelle tidak yakin Obama akan terpilih sebagai presiden.

Meskipun banyak yang telah menunjukkan dukungan kepada suaminya, Michelle masih mengkhawatirkan ketegangan rasial di AS. Bagaimanapun juga, Michelle tidak yakin kalau orang berkulit hitam seperti Obama dapat memenangkan pemilihan presiden. Dalam sebuah wawancara dengan Good Morning America, Michelle menjelaskan bahwa saat itu dia melakukan apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang berkulit hitam di AS: “Kami takut berharap karena memang terlalu sulit membayangkan kalau suatu saat, negara yang selama ini menekan orang-orang berkulit hitam, dapat dipimpin oleh pria berkulit hitam.”

2. Michelle pernah keguguran, hingga akhirnya melakukan program bayi tabung.

Sekitar 20 tahun lalu setelah mencoba berbagai cara untuk memiliki anak, Michelle akhirnya mendapatkan hasil positif. Namun sayangnya, ia mengalami keguguran. Meski ia tahu bahwa itu bukanlah kesalahannya dan bahwa keguguran bisa terjadi pada wanita manapun, ia tetap saja merasa sedih dan gagal karena tidak tahu apa penyebab kegugurannya. Pada masa-masa tersebut, Michelle mengaku kesepian karena tidak bisa membicarakan tentang hal itu kepada suaminya. Michelle kemudian juga mengungkapkan bahwa ia akhirnya melakukan program bayi tabung (IVF) untuk mengandung kedua putrinya, Malia dan Sasha.

3. Michelle dan Obama pernah menghadiri beberapa sesi konseling.

Tak lama setelah kelahiran putri kedua, Michelle dan Obama pergi menghadiri beberapa sesi terapi untuk pasangan suami-istri. Alasannya sederhana, seperti kebanyakan pasangan lain: karena mereka jarang sekali bertemu. Karier politik Obama melejit dan mengharuskannya bekerja lebih keras, sedangkan Michelle kerap kali merasa rapuh setiap kali terpisah dari suaminya. Hal ini pada awalnya tidak dapat dipahami oleh suaminya, yang tumbuh besar tanpa seorang ibu namun paham bahwa ibunya senantiasa menyayanginya. Bagi Michelle, rasa cinta harus hadir dalam jarak dekat, misalnya dengan hadir di ruang makan. Sesi-sesi terapi itu sangat membantu keduanya dalam menyikapi perbedaan tersebut.

Baca juga: Kekuatan yang Bermartabat, Menyentuh, dan Cermat dari karya Michelle Obama Becoming

4. Tragedi ‘Sandy Hook’ adalah salah satu masa-masa sulit Obama sebagai Presiden AS.

Meskipun jarang melihat suaminya saat sedang bekerja (sebagai Presiden AS), Michelle mengungkapkan satu momen di mana Obama meminta kehadirannya. Hal itu terjadi pada Desember 2012, ketika seorang pria berpakaian hitam dan bersenjatakan dua pistol memasuki Sekolah Dasar Sandy Hook (Newtown, Connecticut) dan membunuh 20 murid dan 6 guru. Kejadian itu sangatlah mempengaruhi kondisi psikis Obama, hingga ia ingin bertemu dengan istrinya. Menurut Michelle, hanya sekali itulah ia dipanggil secara khusus untuk menemui suaminya, selama delapan tahun masa kepresidenan suaminya.

5. Michelle tidak akan terjun ke ranah politik.

Pada bagian akhir Becoming, Michelle menyatakan dengan jelas bahwa ia sama sekali tidak memiliki niat untuk berkarier di dunia politik. Ia percaya ada cara lain untuk berkontribusi dalam demokrasi. Menurutnya, kita harus ingat pada kekuatan sebuah vote. Ia pun akan terus berusaha mendukung hal yang lebih kuat dan lebih berpengaruh luas daripada pemilu, presiden, atau artikel berita—yaitu optimisme. Bagi Michelle, sikap optimis adalah suatu bentuk keyakinan untuk melawan rasa takut.

Selain kelima hal di atas, masih banyak hal-hal tak terduga yang diungkapkan oleh Michelle Obama dalam memoarnya, Becoming. [Rifda: sumber: Independent]

Baca juga: 7 Fakta Tentang Michelle Obama Penulis Memoar Terlaris di Dunia