Tarot dan Inspirasi
Banyak hal yang menjadi inspirasi menulis saya, jika dipikirkan, tidak jauh dari pengalaman sendiri. Sejak menulis Kanti di Dua Dini Hari, si anak pencinta kucing
Namanya Imar Mulyani. Semua orang menyebutnya Sang Peramal. Dia sering muncul tiap akhir tahun di TV, membacakan nasib-nasib yang tertera pada kartu-karu Tarot-nya.Bencana alam, skandal artis atau pejabat, semua yang buruk-buruk, pokoknya. Yang bisa membuat seluruh Indonesia heboh.
Para kliennya, baik yang terkenal maupun orang biasa, memiliki satu kesamaan: punya rahasia kelam. Ketika suatu hari Imar mendadak hilang, di tengah-tengah jamuan makan malam yang dia selenggarakan, siapa lagi yang harus disalahkan kalau bukan salah satu dari mereka?
Banyak hal yang menjadi inspirasi menulis saya, jika dipikirkan, tidak jauh dari pengalaman sendiri. Sejak menulis Kanti di Dua Dini Hari, si anak pencinta kucing
Menulis Sang Peramal dalam tahun terjadinya pandemi terbilang pekerjaan yang sulit dan menguras tenaga. Sebabnya adalah keterbatasan ruang gerak sepanjang PSBB yang menimbulkan kejenuhan. Rasa
Chandra Bientang memulai karier di bidang kepenulisan sebagai seorang content writer. Novel debutnya, Dua Dini Hari, yang bergenre thriller diterbitkan pada 2019 oleh Noura Publishing. Novel ini mendapat dana dari Indonesia National Book Committee melalui LitRi Translation Funding Program, untuk diterjemahkan ke dalam bentuk nukilan berbahasa Inggris. Pada tahun yang sama, dia lolos seleksi Emerging Writer di perhelatan Ubud Writers & Readers Festival, dengan cerpennya yang berjudul Anak Kucing Leti.
Semasa kuliah, Chandra menempuh program studi Filsafat di Universitas Indonesia. Inilah yang memperkuat keinginannya menjadi seorang penulis. Kini, dia tinggal di Jakarta. Kenali Chandra Bientang lebih dekat melalui Instagram @chandrabeea dan Facebook Page Chandra Bientang.