Jakarta, 22 Oktober 2022 – Layaknya hidup manusia, perjalanan Mizan pun tak lepas dari tantangan dan ujian—mulai dari tingkat minat baca yang tak juga menggembirakan, pola pikir sebagian masyarakat yang sulit menerima gagasan baru apalagi yang berbeda dengan pendapatnya, pandemi yang menekan keras berbagai bisnis termasuk industri buku dan, yang sebenarnya muncul sejak cukup lama, bayang-bayang ancaman punahnya buku (cetak) oleh maraknya perkembangan dunia digital.
Bagaimanapun menjelang usianya yang ke 40, Mizan semakin yakin akan visi utamanya sejak awal didirikan, membersamai para stakeholdernya menjelajah hikmah Semesta yang tak berhingga. Memulainya pada 1983 sebagai penerbit yang mencetak buku-buku dari para penulis dan pemikir Islam terkemuka, dalam perjalanan empat dekade ini, Mizan telah berkembang tak hanya dari ragam genre terbitannya, melainkan juga dari segi produksi dan inti bisnisnya. Tak kurang dari 600 judul per tahun lahir dari enam penerbit di dalam Kelompok Mizan, dari yang semula hanya tiga buku per bulan pada tahun-tahun awal. Katalognya pun makin beragam, merambah genre fiksi, self-help, learning, kesehatan, psikologi popular, bisnis, buku-buku referensi, buku anak, dan masih banyak lagi. Mizan juga merambah bidang-bidang lain seperti industri film, aneka digital creations, serta bidang pendidikan
Mizan mulai bersentuhan dengan ranah penerbitan digital sejak paruh kedua dekade 90-an, dengan penerbitan buku digital Wasiat Sufi karya Yamani, yang diupload di website mizan.com—dipercayai sebagai website penerbit buku pertama di Indonesia. Pada masa-masa itu pula Mizan merintis penuualan buku online melalui situr ekuator.com. Penjelajahan di ranah digital berlanjut saat 2006 Mizan merilis phone-novel—novel yang dibaca di layar HP, dan dapat dibeli secara parsial per bab. Selanjutnya pada 2008, Mizan menjadi penerbit Indonesia pertama yang menjadi mitra utama Google Book Search, menyusul kemudian kerja sama pemasaran ebook dengan beberapa platform digital rintisan seperti Buqu, QBaca, dan juga PlayBook. Secara mandiri, Mizan juga mengembangkan platform seperti Lumos, Kampung Main, Rak Cerita, dan yang saat ini berhasil menjadi hub para pembaca dan penulis Mizan, sebuah platform yang bersifat user-generated, Rakata. Sebelum itu, Mizan juga berhasil turut meramaikan kebangkitan film Indonesia dengan produksi pertama Mizan Productions bersama Miles Production, film yang diangkat dari novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi. Sejak saat itu, tak kurang dari 20 film produksi Mizan beredar di pasar.
Mizan menyadari setiap zaman akan membawa tantangan yang menuntut inovasi dan perubahan. Karena itu, sesuai misi utamanya, Mizan ingin terus hadir mendampingi penjelajahan hikmah pembacanya, melakukan peran sebagai kurator—di tengah banjir informasi dan konten era digital—dengan menyajikan informasi-informasi terpilih dalam berbagai media dan platform, informasi-informasi yang menjelma sebagai “titik terang” solusi bagi berbagai persoalan dan kebutuhan pembacanya. Sebagai kurator Mizan berharap, akumulasi banyak “titik terang” dari waktu ke waktu itu pada akhirnya akan menerangi bangsa ini sehingga menjadi bangsa yang terbuka pada setiap kebaikan, terbuka pada beragam persepektif, menghargai bahkan merayakan setiap perbedaan, yang pada gilirannya juga akan memunculkan titik terang-titik terang yang baru dan membuat bangsa ini “bersinar”, menginspirasi dan menerangi dunia.
Perayaan ulang tahun yang ke 40 Mizan diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober 2022 di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Sebagaimana harapannya, Tahun ini Mizan mengusung tema “Menuju Titik terang”. Perayaan milad ini berlangsung dari pukul 10.00 sampai pukul 22.00 WIB (Waktu Indonesia Barat).
Beragam acara dihadirkan, mulai dari pameran museum Menuju Titik Terang tentang perjalanan 40 tahun Mizan; gelar wicara dengan para penulis dan seniman terkemuka semisal Fahruddin Faiz, Pidi Baiq, Adjie Santosoputro, Rizal Do, Wahyu Aditya, dan Salman Aristo; penghormatan kepada mendiang Budi Darma, Syafii Maarif, Jalaluddin Rakhmat, dan Munif Chatib; penampilan musik; sampai program acara untuk mengembangkan kreativitas anak-anak.
Milad kali ini, Mizan menghadirkan tamu spesial, seorang penulis buku perjalanan dan budaya terlaris versi New York Times, yaitu Eric Weiner. Buku-bukunya sudah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa termasuk bahasa Indonesia oleh penerbit Mizan, di antaranya The Geography of Bliss (2008), The Geography of Faith (2011), The Geography of Genius (2016), dan The Socrates Express (2020). 40 tahun Mizan menjadi momen yang pertama bagi Eric Weiner untuk berjumpa dengan pembacanya di Indonesia. Ia akan mengisi sesi diskusi pada sore hari, lantas malam harinya, Eric Weiner menerima special mention dari Mizan.
Selain itu, berlangsung pula penyerahan Kuntowijoyo Award, sebuah penganugerahan kepada para ilmuwan, intelektual, atau tokoh yang berprestasi dalam mengembangkan penelitian dan praktik berbagai cabang-cabang ilmu sosial dan humaniora, serta karya-karya kebudayaan. Kuntowijoyo Award pertama kali terlaksana pada tahun 2009, yang waktu itu diberikan kepada sastrawan dan budayawan, Radhar Panca Dahana.
Sebagai penutup acara, Mizan mengundang band indie pop dari Bandung yang sudah berkarir selama 22 tahun, Mocca.
40 Tahun Mizan
22 Oktober 2022
M Bloc Space, Jakarta Selatan
Creative Hall
10.00 – 10.30 Kids Creativity Zone
11.30 – 13.00 The Future of Our Stories bersama Salman Aristo, Pit Sansi
13.00 – 13.45 Get To Know Mizan Fantasi bersama Mizan Fantasi
13.45 – 14.15 MABAR: Main Bareng Rakata bersama Rakata
14.15 – 14.30 Bookfluencer Award
14.30 – 15.30 Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati bersama Wahyu Aditya
Live House
11.00 – 12.30 diskusi “Menghilang, Menemukan Diri Sejati bersama Fahruddin Faiz
12.30 – 13.00 Music Performance by Panji Sakti bersama Panji Sakti
13.00 – 13.45 Konferensi Pers
14.00 – 15.30 Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu bersama Pidi Baiq
15.45 – 17.30 Journey To The World of Wisdom bersama Eric Weiner, Trinity
19.00 – 22.00 Malam Puncak 40 Tahun Mizan bersama Eric Weiner, Haidar Bagir dan Mocca serta acara Tribute dan Kuntowijoyo Award