Kan Sudah Kubilang, Baca You Told Me So!

Ditulis oleh Fanny Fatullah, Penulis You Told Me So

Yuk, bagikan artikel ini!

Kenapa, sih, harus baca cerita You Told Me So yang aku tulis ini?

Awal mulanya begini. Tiga hari aku mentok guling-gulingan di kasur tanpa menghasilkan apa pun buat berbagi proses penulisan cerita Sandra. Biasanya, aku enggak pakai mikir untuk nulis apa pun. Fokusku satu, ketik apa saja, entar juga ada yang mengoreksi. Aku ucapin makasih buat principal-ku tersayang yang enggak bosan memeriksa laporan kerjaku dan para jemaah Wattpad yang dengan sukacita mengoreksi ceritaku selama ini.

Baca juga: Dari Kimkim ke Sandra dan Mentok ke Miss Bekcu

Balik ke proses pembuatan cerita Sandra. Aku memandang kejauhan, dibingkai latar belakang langit malam yang kelam tanpa bintang akibat polusi ibukota serta kebisingan suara knalpot kendaraan yang gatal ingin membelah jalan, alih-alih musik ciamik Shawn Mendes, ingatanku kembali ke tahun 2016. Aku dikenalkan sepupuku cara menggunakan Wattpad saat Lebaran dan baru benar-benar menggunakannya pada bulan Desember saat libur Tahun Baru. Tahu, dong, apa pun yang gratisan itu kayak ada setannya. Aku ketagihan baca cerita-cerita Wattpad yang sering enggak pakai edit adegan—STOP! Kudengar suara principal-ku melarang aku merusak citra guru.

NEXT! Bermula dari situ, aku mencoba nulis cerita Sandra dengan konsep lebih “memanusiakan” tokoh di dalam cerita. Aku mulai dari nama pena bebeklucu karena kesukaanku kepada bebek goreng dan komik Donald Duck serta Paman Gober. Cerita pertama yang kuunggah di Wattpad adalah You Told Me So, diambil dari potongan lirik lavender blue dilly dilly lavender greenSTOP! Principal-ku enggak suka ada teacher yang salah nada. Sepertinya, mimpi kecilku untuk menjadi penyanyi kayak Sherina masih sulit terwujud.

Baca juga: Kesan-Kesan Menulis Marriagephobia

You Told Me So bercerita tentang Sandra, si ibu guru di preschool daerah JakSel. Sandra pertama ditulis sekaligus diunggah di Wattpad tanggal 17 Mei 2017 dengan seabrek error punctuation dan tanpa rencana matang. Aku saat itu sekadar mikir mau buat Sandra punya murid anak korban perceraian, terus ada papa duda ganteng, done. Aku enggak mikir Sandra akan gimana ke si papa. Aku cuma mau Sandra hidup sebagai tokoh yang punya masalah and takes her role as a grown-up—jangan mimpi jadi Cinderella yang ditolong ibu peri. Aku cuma ingin menyentil keberadaan anak korban perceraian seperti Kimkim yang butuh dikenal sebelum dilimpahi kasih sayang. Aku cuma berharap akan ada mereka di luar sana yang sudah berstatus orangtua untuk ingat anaknya butuh perhatian, bukan cuma uang dan branded things kayak yang sudah dilakukan Dinan, si duda ganteng. Huft, berapa banyak kata “cuma” yang udah aku ketik?

Ya, sesedikit itulah alasan You Told Me So dibuat. Tapi, meski begitu, kamu tetap harus baca, ya!