Menulis adalah pekerjaan sunyi dan soliter. Musuh dari penulis adalah dirinya sendiri. Maka, ketika seorang penulis telah merampungkan satu draf naskah tak aneh bila selebrasi yang biasa dilakukan kadang terlampau dibesar-besarkan. Atau bahkan buru-buru mengirim ke email penerbit.
Kita harus mengamini pepatah orang bijak, bahwa draf pertama adalah draf sampah. Percayalah setelah selesai menulis naskah, penulis terlalu dekat bahkan beberapa sampai tahap posesif sedikit egois atas tokoh-tokoh dan naskahnya. Maka, saran saya biar editor yang akan menerima naskah kamu tidak buru-buru menolak sebaiknya boleh dicoba langkah-langkah berikut.
Kamu bisa serahkan draf naskah pertama kamu ke teman dekat, boleh pacar, boleh mentor menulis, boleh senior di kampus, boleh kenalan yang sudah kamu pastikan dia suka membaca dan setidaknya tahu perkembangan pernovelan yang baru. Untuk apa? Kamu bisa mendengarkan pendapat sekaligus masukan mereka. Dan terima saja segala macam dan bentuk komentar mereka. Karena komentar mereka pasti membangun. Dan ketahuilah, ketika naskah kamu sudah beredar menjadi buku, maka seliweran komentar atas bukumu itu lebih sinis dari ibu tiri, lebih kejam dari ibukota, dan lebih jahat dari ibujari netizen.
Baca juga: Ini Alasan Naskahmu Langsung Ditolak Penerbit
Setelah menerima masukan mereka. Kamu bisa mengambil masukan postif dan membangun. Kamu bisa melakukan pembacaan ulang sendiri. Mengecek kembali apa benar masukan dari para pembaca pertamamu. Setelah mengendap sekian lama, setelah kamu berjarak dari draf pertama, ego kamu sebagai penulis akan mereda dan kembali sebagai pembaca. Kamu bisa kembali membaca dan dengan mudah menemukan lubang-lubang yang bisa membahayakan pembaca.
Sebenarnya tahan selanjutnya adalah self-editing. Ya, kamu harus berani mengubah dan memperbaiki segala cacat yang kamu temukan dan teman-teman kamu beri masukan. Hingga kamu menemukan draf kedua, ketiga, keempat, sampai kesekian yang kamu anggap mendekati sempurna.
Baca juga: Tanpa Pinjaman Mesin Ketik, Tak Ada Budi Darma
Percayalah, kalau kamu buru-buru mengirimkan naskah ke email redaksi, maka editor juga akan buru-buru membalas email kamu dengan email pengembalikan dan penolakan.
Barulah, setelah menemukan draf kesekian paling mendekati sempurna. Kamu boleh menugasi naskah kamu untuk menemui editor dan calon rumah bagi naskah kamu.
Bila kesulitan hendak mengirim naskah ke Noura Publishing, bisa dicermati pada tautan berikut ini. Selamat mencoba! Selamat membenci draf pertama! [ta]