Apollo adalah salah satu dari dua belas Dewa-Dewi Olimpia yang sering digambarkan dalam wujud pria tampan bertubuh atletis. Apollo dan kembarannya, Artemis, terlahir dari Titan bernama Leto yang menjalin hubungan dengan Zeus. Untuk menghindari murka Hera yang melarang dirinya melahirkan di atas permukaan tanah, Leto melahirkan anak kembarnya di Pulau Delos, sebuah pulau magis yang terapung di langit. Setelah meminum nektar ambrosia, Apollo pun tumbuh dengan kekuatan dewata yang luar biasa.
(+) Kekuatan Dewata
Apollo dikenal dengan kemampuannya dalam mengobati dan menyembuhkan penyakit, yang kemudian diwariskan kepada salah satu anaknya, Asclepius. Sebagai pemimpin dari kesembilan Muse (Dewi Musik dan Puisi), Apollo juga dikenal dengan kemahirannya dalam berpuisi dan memainkan alat musik (lyra). Tidak hanya kemampuan estetis seperti seni dan kreativitas, Apollo juga memiliki kemampuan magis untuk meramalkan masa depan. Setelah mengalahkan Phyton di Delphi, Apollo menugaskan Oracle di sana untuk menyampaikan ramalan-ramalan pentingnya. Selain itu, Apollo juga dikaruniai keahlian memanah seperti saudari kembarnya dan kuasa atas pergerakan matahari di langit. Seakan menegaskan kesempurnaan sosok dewatanya, Apollo kerap digambarkan dalam wujud pemuda tampan bertubuh atletis yang—seperti matahari—tampak ‘bersinar’ dengan panah, busur, kuda, dan kereta emasnya.
(-) Kehidupan Sang Dewa
Tak dinyana, kekuatan dewata yang dimilikinya justru membawa kemalangan bagi Apollo. Suatu kali, ia pernah tak sengaja membunuh sahabatnya, Hyacinthus, karena melempar cakram terlalu keras. Tapi kemalangannya yang paling nahas, sebenarnya dipicu oleh keangkuhannya. Dengan ketampanan fisik dan kemampuan dewatanya, Apollo mengira semua wanita akan jatuh cinta kepadanya. Tapi pada kenyataannya, nasib percintaan Apollo seringkali berakhir buruk. Apollo pernah ditolak oleh seorang wanita bernama Marpessa yang tidak sanggup hidup menua sendirian jika menjalin hubungan dengan dewa yang abadi, pernah kehilangan pujaan hati bernama Leucothea yang dibunuh saudarinya atas dasar kecemburuan, dan pernah diselingkuhi oleh Coronis–wanita yang mengandung anaknya, Asclepius.
Baca juga: Sisi Lain Dewa-Dewi Yunani yang Jarang Terungkap
Namun yang paling banyak memakan korban jiwa adalah kisahnya dengan Cassandra, putri dari Troy yang menolak cinta Apollo. Apollo yang patah hati kemudian mengutuknya agar tak ada seorang pun yang percaya pada ramalannya. Sebagai akibatnya, tak seorang pun di Troya yang mengindahkan peringatan Cassandra untuk tidak menerima hadiah patung kuda raksasa. Kota Troya pun berakhir diserang oleh pasukan Yunani yang bersembunyi dalam patung tersebut.
Selain kisah cinta yang mengenaskan, kesempurnaan Apollo juga cukup ternoda oleh kekejamannya saat marah. Meskipun jarang diceritakan, ada beberapa kisah yang cukup terkenal, yaitu ketika ia membantai raksasa bernama Tityos yang mengganggu ibunya (Leto), ketika ia membunuh Cyclops yang membuat petir Zeus karena Zeus menggunakan petir tersebut untuk menyambar mati salah satu putranya, Asclepius, dan ketika ia membantu pangeran Troya memanah seorang pahlawan Yunani, Achilles, yang membunuh Troilus, anak Apollo.
Kisah Apollo dalam Mitologi Yunani menandakan bahwa bersama kekuatan yang besar, selalu ada harga yang harus dibayar. Seperti dua sisi mata uang, kekuatan besar dan kehidupan penuh liku merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam diri Apollo. Hal itu tidak hanya tampak dalam mitologi yunani, namun juga dalam cerita-cerita lain yang terinspirasi dari sang dewa, misalnya dalam seri The Trials of Apollo yang ditulis oleh Rick Riordan. [Rfd]