Yasmin Mogahed: Kembalilah Pada Hatimu

Ditulis oleh ,

Yuk, bagikan artikel ini!

Satu-persatu pertanyaan tertulis yang diunggah hadirin melalui slido.com muncul di layar lebar auditorium Balai Kartini sore itu, Senin, 20 Agustus 2018. Rene Suhardono yang menjadi moderator memilih-milih mana pertanyayan yang terbanyak di-like oleh hadirin, dan mengajukannya kepada Yasmin Mogahed. Penulis buku Reclaim Your Heart itu menjadi pembicara tunggal. Setelah sekitar 45 menit memberikan paparan tentang bagaimana kita harus kembali kepada makna dan tujuan hidup yang sejati, Yasmin pun bersedia membuka sesi tanya-jawab.

Baca juga: Yasmin Mogahed Dalam Kehidupan Aktris Bollywood

Tiba-tiba saja dari loud speaker auditorium terdengar suara yang bukan suara Rene maupun suara Yasmin. Suara perempuan muda itu agak tercekat, membuat Rene batal membaca pertanyaan yang terpampang di layar dan memilih mendengarkannya. Sambil berusaha menahan tangis, perempuan muda itu menceritakan kondisi yang tengah dialaminya di kantor, pengalaman yang membuatnya depresi.

Sebagaimana kepada penanya-penanya sebelumnya, Yasmin Mogahed menjawab pertanyaan itu dengan penuh empati. Selain menjelaskan tentang dua aspek depresi, yaitu biologis dan spiritual, Yasmin pun memberikan penguatan bahwa setiap manusia pasti mendapat ujian; dan bagi mereka yang beriman, ujian dari Allah hanya akan membuatnya lebih baik. Untuk itu, Yasmin menyarankan selain mencari pertolongan medis, mereka yang depresi juga semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Yasmin Mogahed yang khusus dihadirkan Noura Publishing dan Mizan dari Amerika Serikat dalam rangka Milad ke-35 Kelompok Mizan itu memang secara khusus menggeluti bidang spiritualitas, psikologi dan pengembangan diri. Dari kiprahnya membimbing anak-anak muda Muslim Amerika, Yasmin pun dikenal sebagai pembicara Islam yang lembut dan penuh empati. Dia mendorong anak-anak muda khususnya untuk meningkatkan diri dari diri-dalam mereka terlebih dahulu dengan mempertebal iman mereka, yang berarti menempatkan Allah pada pusat kehidupan mereka.
Menurut Yasmin, manusia akan hilang arah bila mereka hanya menghabiskan hidup dengan mengejar berbagai ciptaan di dunia ini, ketimbang membangun hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Dengan kata lain, Yasmin menyarankan kita untuk memurnikan hati, karena hanya melalui hati yang bersihlah manusia dapat terhubung dengan Khalik-nya. Kehidupan ini adalah samudera, demikian Yasmin mengumpamakan, sedangkan hati kita adalah kapalnya. Jika kita membiarkan air samudera masuk ke dalam kapal, maka ia akan karam.

Baca juga: Beralihnya Barat Pada Konsep Spiritualitas Timur

Mari kita kembali ke hati, agar tidak hilang arah atau bahkan tenggelam dalam menjalani keh idupan ini. Barangkali sebagaimana diungkapkan sufi & penyair Jalaluddin Rumi, “Semakin dalam kau selami hati, semakin bening cermin (kehidupan) ini.” [png]