Yang tak banyak orang lain tahu terkait Mizan, kesungguhan Mizan dalam bidang pendidikan tidak hanya pada penerbitan buku-buku terbaik saja. Mizan juga mendukung para pemikir muda memajukan gagasan terbaiknya. Salah duanya dengan program beasiswa dan Teroka.
Senin (20/8/2018) kemarin di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Mizan tidak hanya sekedar merayakan hari jadinya ke-35 tahun. Dengan jargon Dari Nusantara Mencerahkan Semesta, Mizan turut membagi kebahagiaan dengan diumumkannya nama-nama pemenang beasiswa dan Teroka.
Ada Darmawan dari Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra yang menjadi juara untuk kategori S1, Ahmad Solahuddin dari UIN Sunan Kalijaga untuk S2, dan Umi Najikhah Fikriyati dari Universitas Gadjah Mada untuk S3. Adapun Teroka, menjadikan Kerwanto untuk judul Metode Tafsir Esoeklektik: Sebuah Pendekatan Tafsir Integratif Dalam Memahami Kandungan Batin Al-Quran keluar sebagai juara yang tesis/disertasinya akan diterbitkan menjadi buku.
Terpilihnya Pendiri sekaligus Direktur Utama Mizan, Haidar Bagir sebagai tokoh peraih Global Business & Interfaith Peace Award pada Maret 2018 lalu di Korea Selatan. Turut menjadi landasan dari munculnya jargon Dari Nusantara Mencerahkan Semesta.
Milad ke-35 Mizan turut pula dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional seperti Alwi Shihab, Komaruddin Hidayat, Yudi Latif, Dedi Gumilar, Rhenald Khasali, serta juga duta besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.
Turut diramaikan pula oleh penulis buku best-seller Yasmin Mogahed yang datang jauh dari Amerika Serikat untuk mengadakan kuliah inspiratif dan meluncurkan buku Reclaim Your Heart dan Love & Happiness; Sujiwo Tejo; dan ditutup oleh Tompi. Harusnya malam itu Pidi Baiq menjadi bagian dari pengisi acara, namun ternyata penulis novel best-seller Dilan itu sedang menjadi Pidi sedang tidak baik alias sakit.
Mengenang Hernowo, Mengikat Makna
“Saya sebenarnya sudah tak ingin naik panggung lagi, biar gantian dengan yang muda,” kata Haidar Bagir di depan ratusan tamu milad Mizan ke-35 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin kemarin (20/8/2018). Ada hal yang mengharuskan Haidar Bagir berada di atas panggung, tak lain untuk memberikan penghormatan pada mendiang sahabat karibnya sekaligus alumni terbaik Mizan Grup, Hernowo Hasim.
Baca juga:
“Karena ini hari special dan juga untuk mengenang sosok Almarhum Hernowo, saya mau,” lanjut Haidar Bagir.
Bersama istri dan anak-anak dari Hernowo, Haidar Bagir berdiri sejajar dalam sesi A Tribute to Hernowo. Ratusan pasang mata sudah menantikan kelanjutan kalimat yang hendak dikeluarkan oleh founding father Mizan tersebut. Ada jeda sekian menit. Tak lama memang. Memunculkan kesan dramatis. Namun kalimat tak pernah tuntas keluar dari bibir Haidar Bagir, romantisme bersama Hernowo menyelubungi perasannya, nampak haru yang menderu terpancar dari raut wajah dan juga gestur tubuh.
Bagi sebagian orang, terutama mereka yang bersentuhan langsung, menyebut nama Hernowo berarti membicarakan semangat menulis. Hernowo hadir di Mizan sejak tahun kedua. Seumur hidupnya membidani tak sedikit buku, malah ada yang melesat menuju rak best-seller dan juga menulis tak kurangnya 34 judul buku. Semangat menimba ilmunya kuat, hingga berbagai label dilekatkan padanya. Ada yang menyebut Hernowo sebagai penulis, motivator, trainer, dan guru. Yang terakhir itu, bukan predikat hasil self-proclaimed. Melainkan orang lain yang menyematkan begitu. “Hernowo adalah sahabat, kakak, dan bahkan guru sejati saya,” terang Sari Meutia (CEO Mizan Publishing) pada satu kesempatan yang sama di Balai Kartini, Senin kemarin (20/8/2018).
Maka pada malam itu, Balai Kartini menjadi saksi, betapa daya hidup Hernowo berbuah tak hanya menjadi semangat di bibir melainkan laku diri dalam berkarya. Dengan semangat tersebut, para sahabat dan muridnya, mempersembahkan satu buku antologi tulisan berjudul Mengikat Makna Selamanya dalam format cetak, setelah sebelumnya rilis dalam format digital dan gratis.[]