5 Tip Memaksimalkan Bahagia Bersama Pasangan di Rumah Selama Wabah Virus Covid-19

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Dekat di mata, jauh di hati. Itu mungkin cocok menggambarkan fenomena meningkatnya angka perceraian di China dan angka laporan kekerasan dalam rumah tangga di berbagai negara, yang justru keduanya terjadi selama masa karantina akibat penyebaran virus Covid-19.

Ini tentu jauh berbeda dari gambaran yang mungkin tertanam di pikiran Anda: semakin banyak waktu bersama pasangan, semakin banyak hubungan berkualitas yang dihasilkan. Lantas, bagaimana tip agar kita memanfaatkan waktu di rumah untuk menciptakan hubungan yang berkualitas?

Kali ini, Indra Noveldy, relationship coach dan juga penulis buku Menikah untuk Bahagia berkesempatan berbagi ilmunya dalam sesi Instagram Live Out of The Boox “Bahagia #DiRumahAja Bersama Pasangan” yang dipandu Novikasari Eka dari Noura Books, Selasa (14/4/2020) sore. Dia pun mengingatkan, semakin banyak waktu bersama pasangan di rumah selama masa pandemi Covid-19, tidak berarti tantangan untuk menciptakan hubungan harmonis berkurang.

“Kalau waktu di kantor, kalau lagi sebel sama seseorang,  kita bisa melipir nggak? Bisa, kan. Kalau di rumah, mau kabur ke mana? Bästa träning för att gå ner i vikt chlorodehydromethyl finaste träningskosttillskott för kroppsbyggnad, muskeluppnåelse och styrka – usavotenetcom. Nah, jadi di sini perlu sebuah skill khusus untuk menikmati kebersamaan di rumah, jadi bukan cuma hadir secara fisik tapi benar-benar bisa secara sengaja menggunakan waktu yang tersedia berlimpah ini menjadi keberuntungan buat kita,” ujarnya di awal sesi perbincangan.

Berikut tip-tip yang disarikan untuk Anda:

1.         Sediakan waktu khusus bersama pasangan

Indra meminta agar pasangan benar-benar meniatkan membuat jadwal khusus bersama pasangan. Bukan justru memaksimalkan waktu sisa.

“Paling efektif, sediakan waktu khusus, bukan menggunakan waktu sisa. Jadi dijadwalkan, bukan nunggu waktu senggang,” katanya.

Indra juga menyertakan syarat khusus bagi pasangan yang ingin meluangkan waktu khusus berdua. Yakni tidak ada topik pembicaraan soal masalah masing-masing atau keduanya hadapi.

“Kebanyakan kita begitu ada kesempatan ngobrol, malah ngomong masalah, lama-lama pasangan diajak ngobrol semangat nggak? Kan jadi repot kalau gitu.”

2.         Belajar memahami komunikasi pasangan

Komunikasi yang lancar diyakini menjadi kunci sukses menciptakan hubungan harmonis. Permasalahannya, seperti apa komunikasi yang lancar itu?

“Esensi komunikasi itu apa? Pesannya nyampe, sedangkan bagi kebanyakan orang, esensi komunikasi adalah yang penting gue ngomong,” ujar Indra.

Indra kemudian memberi analogi pentingnya pesan dapat dipahami kedua pihak. Ia memberi contoh, jika Anda diberi tugas oleh kantor membuka kantor cabang perusahaan di Zimbabwe, maka tentu Anda dihadapkan pilihan: Anda paksa orang Zimbabwe untuk paham bahasa Indonesia, atau Anda yang harus belajar bahasa Zimbabwe? Tentu yang kedua, bukan?

Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang tepat terhadap gaya komunikasi pasangan. Jangan sampai kemudian terjadi salah pengertian di antara pasangan karena keengganan memahami gaya komunikasi satu sama lain, seperti contoh yang diberikan Indra.

“Begitu kita ajak ngobrol pasangan, pasangan kita diam. Diam itu terjemahan apa, ya? Kadang kalau diam, kita buat kesimpulan sendiri kalau dia tidak peduli. Kok, bikin kamus sendiri?”

Padahal, bukan tidak mungkin diamnya lawan bicara dikarenakan ia bingung untuk menanggapi. “Bisa jadi diamnya pasangan Anda itu karena ia bingung merespons,” jelasnya. “Beda jauh nggak terjemahan versi kita sama terjemahan versi pasangan?” lanjutnya sambil bertanya.

Indra pun berbagi tip bagaimana komunikasi antar-pihak benar-benar bisa dipahami. “Kalau saya sekeluarga, biasa bertanya ulang, benar nggak apa yang dia tangkap persis seperti sama yang kita maksudkan,” jelasnya.

Tidak hanya memahami gaya bahasa, Indra juga menyarankan agar pasangan juga dapat memahami topik-topik kesukaan pasangannya agar terjalin obrolan berkualitas.” Tugas kita cari tahu topik yang seru dibahas bareng dia,” jelasnya. Ia mencontohkan bahwa dirinya tidak ahli dalam urusan dapur, berbeda dengan istrinya. Namun, begitu menjumpai acara Masterchef di televisinya, dia pun mau tak mau menyimaknya sebagai “bahan” obrolan dengan istrinya.

3.         Hindari asumsi

Masih terkait dengan tip kedua, Indra juga menyarankan agar pasangan menghindari asumsi-asumsi dalam hubungan. Asumsi, terutama negatif, dapat memperburuk suasana hubungan. Dia memberi contoh kesalahpahaman antara suami istri di saat suaminya bekerja dari rumah yang dapat berujung perselisihan.

“Suaminya sibuk Zoom meeting, sibuk bikin laporan di rumah, sibuk pegang HP. Kira-kira begitu istri ngelihat suami pegang HP keluar celetukan apa? ’Bisa nggak, di rumah nggak pegang HP melulu?’ kata si istri. Nah, si suami stres dikejar laporan, income perusahaan turun, digituin istri, kira-kira reaksi suami apa?”

Daripada berasumsi negatif, Indra menyarankan pasangan agar sebisa mungkin menciptakan suasana positif.

“Tadi saya juga baca (komentar), ada yang tanya, kita sih di rumah duduk dekat-dekatan, tapi masih pegang HP, terus kayak gitu jadinya gimana? Daripada dilarang, kenapa nggak ikutan WhatsApp dia, walaupun duduk di sebelah. Daripada diajak ribut, kenapa enggak join aja situ, nanti juga cekikikan di situ, ‘Apaan sih, dekat-dekatan kok pakai WhatsApp segala,’ buat seru-seruan aja,” sarannya. 

4.         Tentukan konsep bersama “pernikahan bahagia

Untuk memaksimalkan waktu bersama pasangan, Indra juga menyarankan pasangan kembali membayangkan definisi dari “pernikahan bahagia”. Hal ini juga untuk menyamakan kembali persepsi antara satu sama lain dalam berhubungan.

“Apakah kalau nggak berantem, otomatis pernikahannya bahagia? Apakah kalau finansial tercukupi, otomatis bahagia?” ujarnya.

Bukan tidak mungkin, masing-masing individu dalam pasangan rumah tangga pun kesulitan menentukan konsep “pernikahan bahagia”-nya sendiri. Apalagi untuk menyamakan persepsi di antara kedua individu. Sehingga, menghabiskan waktu di rumah menjadi momen tepat untuk menentukan konsep tersebut.

“Nah, kebayang nggak kalau bahagia versi dia seperti apa? Jadi PR lagi nih, cari tahu bahagia versi Anda apa, tanya bahagia versi pasangan, belum tentu sama tuh,” ingatnya.

5.         Ceklis Memastikan Pernikahan Bahagia

Tidak lupa Indra juga memberi tip bagi pasangan yang merasa hubungannya berjalan lancar. Ia meminta pasangan agar antara kedua individu memastikan sesuatu benar-benar berjalan baik, bukan hanya berdasarkan asumsi semata, agar tidak ada api dalam sekam di kemudian hari.

Cara pertama yang Indra sarankan ialah mulailah dengan menguji sentuhan fisik kepada pasangan Anda. “Misalnya pegang tangan dia, coba cek, ada rasanya nggak? Atau sama kayak pegang troli belanjaan jadi nggak ada bedanya rasanya? Jadi kita harus banget terus menghadirkan rasa degdegserr dalam pernikahan kita,” jelasnya.

Cara kedua ialah, ajak pasangan Anda untuk bicara serius atau deep talk. “Kapan terakhir kali kita punya deep talk dengan pasangan? Jadi, sering kali yang kita lakukan baru di level chit-chat, normatif. Contoh deep talk adalah kalau berani bertanya kepada pasangan, ‘Selama ini, yang kamu rasain apa sih?’ Berani nggak nanya gitu ke pasangan?”

Jika pasangan masih enggan menjawab secara serius, maka itu pertanda ia masih belum mampu diajak berbicara serius. Tak perlu khawatir, tugas Anda ialah menyamakan terlebih dahulu persepsi dengan pasangan Anda. “Kalau ternyata pasangannya belum mau jawab, belum ada deep talk, tugas kita samain dulu “level kedalaman” dengan pasangan,” pungkasnya. (fja)

Penasaran dengan tip dan pengalaman lain ala Indra? Jangan lupa beli buku Menikah untuk Bahagia yang tersedia di bazar buku online Out of the Boox, dan dapatkan pula potongan harga sebesar 25-90 persen pada buku-buku lainnya.