Search
Close this search box.

A Wrinkle in Time

Bertekad menemukan sang ayah—seorang ilmuwan yang telah menghilang tanpa kabar selama bertahun-tahun, Meg Murry dan adiknya, Charles Wallace, bersama teman baru mereka, Calvin O’Keefe, bertualang bersama. Dengan arahan dari tiga wanita misterius yang memiliki kemampuan sihir menakjubkan: Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Mrs. Which, anak-anak itu menempuh perjalanan berbahaya menuju sebuah planet tempat ayah mereka ditawan, menggunakan dimensi kelima untuk melintasi jarak dan waktu.
Di sana, Kejahatan yang sesungguhnya telah menunggu mereka. Lebih mengerikan daripada apa pun, lebih cerdas daripada siapa pun. Kejahatan itu mampu merasuki pikiran, menjajah dan menguasai. Mereka terancam kehilangan satu sama lain. Mampukah mereka bertahan dan menuntaskan misi penyelamatan?

Categories , , Tag

Description

[kc_row use_container=”yes” column_align=”middle” video_bg_url=”https://www.youtube.com/watch?v=dOWFVKb2JqM” _id=”515605″][kc_column width=”12/12″ video_bg_url=”https://www.youtube.com/watch?v=dOWFVKb2JqM” _id=”928595″][kc_column_text]

12 FAKTA TENTANG A WRINKLE IN TIME

1. KEGIGIHAN SANG PENGARANG TERBAYARKAN
L’Engle adalah penulis yang sangat terkenal sekarang, tapi awal kariernya sebagai penulis sebenarnya penuh perjuangan. Dia bahkan nyaris menyerah untuk menulis pada ulang tahunnya yang ke-40. Meski begitu, L’Engle tetap berusaha, dan pada kegiatan berkemah lintas-negara, dia mendapati dirinya terinspirasi untuk mulai menulis A Wrinkle in Time.

2. EINSTEIN MENYALAKAN KETERTARIKAN L’ENGLE PADA FISIKA KUANTUM DAN TESSERACT
L’Engle lemah dalam matematika, tapi saat dewasa, dia mendapati dirinya tertarik pada konsep kosmologi dan waktu yang non-linear setelah membaca buku tentang Albert Einstein. L’Engle sepenuhnya percaya bahwa teori menulis sama dengan teori kosmologi, karena “seseorang tidak bisa mendiskusikan struktur dalam kepenulisan tanpa mendiskusikan struktur kehidupan”. Gagasan bahwa agama, sains, dan sihir adalah aspek yang berbeda dari dunia nyata dan seharusnya tidak dianggap sebagai pertentangan menjadi tema dari karyanya.

3. L’ENGLE MENCIPTAKAN PROTAGONIS NOVEL YANG BERASAL DARI DIRINYA SENDIRI
L’Engle sering membandingkan tokoh utama novelnya yang masih muda, Meg Murry, dengan dirinya sendiri pada masa kanak-kanak—ceking, canggung, dan murid yang buruk. Seperti kebanyakan gadis lainnya, baik Meg dan L’Engle merasa tidak puas dengan wajah mereka dan merasa penampilan mereka tampak kampungan, sederhana, dan berantakan.

4. NOVELNYA DITOLAK OLEH LEBIH DARI DUA LUSIN PENERBIT
L’Engle mendapat 26 penolakan sebelum Farrar, Straus, & Giroux akhirnya memberi kesempatan kepada A Wrinkle in Time. Kebanyakan penerbit merasa ragu untuk menerima naskah itu karena ceritanya begitu sulit untuk dikategorikan. Apakah seharusnya itu untuk anak-anak atau orang dewasa? Apa genrenya fiksi ilmiah atau fantasi?

5. L’ENGLE JUGA TIDAK TAHU CARA MENGATEGORIKAN BUKUNYA
Untuk menambah kecemasan penerbit-penerbit itu, L’Engle terkenal telah menolak semua pengategorian yang terasa membatasi tersebut, bersikeras bahwa tulisannya ditujukan untuk semua orang, tidak peduli usia berapa. Dia percaya bahwa anak-anak terkadang mampu memahami konsep-konsep yang akan membingungkan orang dewasa, karena kemampuan mereka untuk menggunakan imajinasi yang mereka miliki sama sekali tidak dibatasi apa pun.

6. MEG MURRY ADALAH SALAH SATU TOKOH UTAMA PEREMPUAN PERTAMA DALAM SEJARAH FIKSI ILMIAH
Dan ini semakin membuat ngeri para penerbit. Gagasan L’Engle untuk menjadikan perempuan sebagai tokoh utama, yang merupakan pilihan tidak biasa pada zaman itu, berasal dari kesulitannya untuk mnemukan buku semacam itu di toko, mengingat para laki-laki mendominasi fiksi ilmiah.
Bagaimanapun, karakter ciptaannya menjadi lebih terkenal daripada dirinya dan terus mendapatkan penerimaan dari banyak pihak karena keunikan sifatnya. Saat A Wrinkle in Time memenangkan 1963 Newbury Award, L’Engle menggunakan pidatonya untuk menentang standardisasi umat manusia, atau, mengutip langsung dari ucapannya, “Membuat kita seperti muffin, muffin yang tampak persis sama seperti muffin lainnya dalam kotak berisi muffin.” Komitmen L’Engle tentang individualisme berkonsentrasi pada masa depan fiksi ilmiah. Tanpa L’Engle, mungkin kita tidak akan pernah membaca kisah Katniss Everdeen di The Hunger Games atau Tris Prior di Divergent.

7. GENRE YANG TIDAK JELAS MEMBANTU KESUKSESAN BUKU INI
Saat A Wrinkle in Time masuk ke toko-toko buku, ketidakjelasan kategorinya malah menjadi daya tarik. Buku ini cukup cerdas hingga cukup memesona para pembaca dewasa tanpa kehilangan elemen penceritaan yang disukai anak-anak. Salah satu ulasan pada tahun 1963 membahas hal ini: “Dengan sedikit nuansa Alice in Wonderland, novel L’Engle mengombinasikan kisah hangat tentang keluarga dengan fiksi ilmiah dan pengategoriannya yang menabrak aturan yang biasa. Orang-orang dewasa masih menikmati Alice dan menganggapnya sebagai bacaan yang menyenangkan bersama anak-anak mereka.”

8. A WRINKLE IN TIME SEBENARNYA ADALAH BUKU PERTAMA DARI SEBUAH SERI
Meski empat buku lainnya tidak seterkenal A Wrinkle in Time, seri Time Quintet adalah favorit para penggemar fiksi ilmiah. Seri ini, ditulis dalam jangka waktu 30 tahun, merupakan lanjutan dari petualangan keluarga Murry dalam memerangi kejahatan.

9. MERUPAKAN SALAH SATU BUKU YANG PALING RUTIN DILARANG BEREDAR SEPANJANG MASA
Cukup aneh memang, tapi A Wrinkle in Time telah dianggap sebagai kisah yang terlalu religius sekaligus anti-Kristen. L’Engle yang seorang penganut Kristen liberal telah dianggap sebagai penyelamat dunia, pandangan yang dianggap beberapa kritikus “mencemari agama Kristen yang teratur dan mempromosikan hal-hal gaib kepada dunia”. Ada beberapa keberatan lainnya mengenai penggunaan nama Yesus Kristus dengan figur lain seperti Buddha, Shakespeare, dan Gandhi. Orang-orang yang tidak suka merasa bahwa penyebutan nama-nama ini secara bersamaan meremahkan kesucian sang Kristus.

10. L’ENGLE BELAJAR UNTUK MELIHAT KONTROVERSI INI DARI SISI LAIN
L’Engle mengungkapkan apa yang dia rasakan mengenai semua kontroversi bukunya dalam sebuah wawancara pada tahun 2001 dengan The New York Times. Dia menepiskannya dengan berkata, “Sepertinya orang-orang mencoba mengutuk buku ini tanpa bersusah payah membacanya terlebih dulu. Omong kosong tentang sihir dan fantasi. Pertama, aku merasa ngeri, lalu marah, dan akhirnya aku berkata, ‘Ah, persetan dengan semuanya.’ Ini publisitas yang bagus, sungguh.”

11. KISAH FIKSI ILMIAH INI TELAH MENGINSPIRASI FAKTA-FAKTA ILMIAH
Astronaut Amerika, Janice Voss, pernah memberi tahu L’Engle bahwa A Wrinkle in Time menginspirasi pilihan kariernya. Saat Voss bertanya apakah dia diizinkan membawa satu eksemplar buku itu ke luar angkasa, L’Engle bercanda dengan bertanya mengapa Voss tidak mengajaknya sekalian.
Menjadi inspirasi seorang astronaut bukanlah satu-satunya pencapaian luar angkasa L’Engle. Pada 2013, International Astronomical Union (IAU) member penghargaan kepada sang penulis dengan menamakan kutub selatan Merkurius “L’Engle”.

12. FILM ADAPATASI BERTABUR BINTANG AKAN DIPUTAR DI BIOSKOP MARET 2018
Meski L’Engle terkenal skeptis dengan film adaptasi novelnya, seorang pembuat film yang pernah masuk nominasi Oscar, Ava DuVernay (13th; Selma) telah memfilmkan buku ini dan menjadikan Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Chris Pine sebagai pilihan pemain. Film secara resmi dirilis pada Maret 2018.
Sumber:
http://mentalfloss.com/article/62736/12-fantastic-facts-about-wrinkle-time

***

Ditolak Penerbit, Diserang Penganut Kristen: Takdir sang Penulis A Wrinkle in Time, Madeleine L’Engle

Butuh 26 kali penolakan dari banyak penerbit hingga akhirnya A Wrinkle in Time dicetak pada 1962. Buku itu langsung laris dalam waktu singkat, memenangkan Newbery Medal pada tahun berikutnya, tapi meski mendapatkan kesuksesan luar biasa, L’Engle masih mendapat banyak kritik—termasuk mereka yang tidak menyukai bukunya karena alasan agama.
Meski L’Engle sendiri menganggap dirinya penganut Kristen yang taat dan memasukkan banyak referensi spiritual ke dalam bukunya, dia dituduh oleh beberapa penganut Kristen konservatif telah mempromosikan sihir dan hal-hal gaib—yang juga dituduhkan kepada penulis Harry Potter, J.K. Rowling.
Hal yang berkaitan dengan agama ini juga menjadi pertimbangan beberapa penerbit hingga menolak bukunya, tapi itu tidak menghentikan A Wrinkle in Time menjadi populer selama lima puluh tahun berikutnya setelah pertama kali dirilis.
“Jika aku menulis buku yang memperlihatkan perasaanku terhadap Tuhan dan dunia, inilah dia,” tulis L’Engle dalam jurnalnya tentang A Wrinkle in Time.
Permasalahan lain adalah mengenai genre A Wrinkle in Time yang tidak bsia dikategorikan. L’Engle pernah menuliskan ini dan berkata, “Itu semua hanya karena kisahnya membahas konflik dengan kejahatan dan itu terlalu sulit dipahami anak-anak. Kalau begitu, apa sebenarnya buku anak-anak dan buku orang dewasa? Tolong beri tahu aku.”
L’Engle merasa frustrasi dengan semua kritik yang dia dapatkan dari sesama pemeluk Kristen. Pada awalnya, L’Engle sendiri adalah seorang ateis sebelum memutuskan menganut Kristen. Dia terus berlatih membaca Injil setiap hari. Cucunya mengatakan L’Engle berubah secara bertahap, “sebuah penerimaan terhadap sesuatu yang selama ini memang sudah dipercayainya sebagai kebenaran”.
“Tema yang penting dalam Kristen muncul dalam tulisan-tulisannya: si baik dan si jahat, gelap dan terang,” jelas salah seorang pendeta dari katedral yang selalu didatangi L’Engle. “Dia suka berdiskusi dan mencari cara baru untuk menceritakan hal-hal lama.”
L’Engle menuliskan, “Ini merupakan penegasanku terhadap dunia di mana aku bisa mencegah kejahatan, ketidakadilan, dan ketakutan, dan aku masih percaya adanya Tuhan.”

[/kc_column_text][/kc_column][/kc_row]

Additional information

Tanggal Terbit

Maret 2018

Kode Buku

NR-251

Ukuran

13x20cm

Jumlah halaman

280 halaman

Jenis Kertas Sampul

Soft cover, art carton 230gr

Jenis Kertas Isi

Bookpaper 55gr

ISBN

978-602-385-311-3

Penerjemah

Maria Lubis