Search
Close this search box.

Ziarah

“Esok akan menjadi kini. Kini yang menjadi kemarin tak dihiraukan, karena segala yang lampau hanya gumpalan hitam.”

Tokoh Kita merasa sangat kehilangan. Kematian istrinya membuat dunianya kacau. Dia begitu rindu, sampai-sampai dia terus berjalan dan pada setiap tikungan dia berharap akan berjumpa dengan istrinya. Dia pun memutuskan: dia harus ziarah ke makam istrinya!
Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Tokoh Kita mengambi; berbagai keputusan ajaib. Mula-mula dia bekerja menjadi pengapur dinding kuburan, mendobrak aturan hingga seisi kota geger.

Ziarah merupakan salah satu novel monumental yang membuka cara baru dalam penulisan sastra. Absurditas yang dihadirkan Iwan Simatupang seperti mata lain untuk menelisik psikologis manusia. Patutlah bila novel ini memenangi Roman ASEAN terbaik tahun 1977. Novel yang ajaib sekaligus layak untuk terus diperbincangkan.

Categories , , Tag

Deskripsi

[kc_row use_container=”yes” column_align=”middle” video_bg_url=”https://www.youtube.com/watch?v=dOWFVKb2JqM” _id=”515605″][kc_column width=”12/12″ ][kc_column_text]

KEUNGGULAN BUKU
• Novel Ziarah menjadi pembuka genre Iwan Simatupang. Ditulis pertama kali namun terbit setelah Merahnya Merah
• Ziarah mendapat hadiah roman ASEAN terbaik 1977
• Iwan Simatupang memiliki genre realisme-gaib, yang oleh beberapa kritikus disandingkan dengan Putu Wijaya.
• Novel Ziarah telah menjadi karya klasik dan menjadi bahan ulasan dalam dan luar negeri.
• Novel ini juga telah menjadi buku langka yang diburu para kolektor buku dan pecinta buku sastra
• Ziarah terbit pertama kali di Penerbit Djambatan 1969, yang kemudian dicetak ulang oleh penerbit yang sama pada tahun 2007.
• Iwan Simatupang (1928-1970) mendapat hadiah sastra Nasional 1970, hadiah roman ASEAN terbaik 1977, hadiah Yayasan Buku Utama Department P Dan K 1975, juga hadiah kedua dari majalah Sastra untuk esainya “Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air”.
• Gaya bercerita Iwan Simatupang memang rada-rada aneh dan ajaib. Tetapi absurditas ini membuat banyak pembaca dan kritikus geregetan.
• Salah satunya adalah Boen S Oemarjati, yang menulis ulasan cukup panjang atas cerpen Tunggu Aku di Pojok Jalan Itu di Majalah Sastra, yang pada dasarnya Boen keberatan atas jalan nalar cerpen itu.
• Kontroversial namun tetap menjadi penghadir kebaruan sastra.

[/kc_column_text][/kc_column][/kc_row]

Informasi Tambahan

Bulan Terbit

September 2017

Kode Buku

ND-318

Ukuran

13 x 20cm

Jumlah halaman

224 halaman

Jenis Kertas Sampul

SC, art carton 230, doff, spot uv, emboss, , pembatas buku

Jenis Kertas Isi

bookpaper 55gr

ISBN

978-602-385- 334-2

Penyunting

Teguh Affandi