Search
Close this search box.

Menyelami Liku-Liku Kehidupan Imigran Lewat Novel Ayesha

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Ayesha dan Khalid terjebak dalam hubungan cinta dan benci. Ayesha membenci Khalid yang ia anggap kolot, suka menghakimi dan memiliki gaya berpakaian seperti pria abad pertengahan. Keduanya sering berdebat dan selalu membuat kesal satu sama lain. Tanpa mereka sadari, sebenarnya ada percikan cinta yang tak terbantahkan dan sulit mereka abaikan. Hingga pada saat Khalid akan dijodohkan dengan sepupunya, Ayesha memutuskan untuk tidak bersikap pasrah seperti biasa lagi. Namun, ada rahasia gelap menanti yang mungkin saja bisa menghancurkan semuanya. Ia pun mempertanyakan apakah cinta seberharga itu untuk diperjuangkan dengan pengorbanan dan luka.

Ayesha karya Uzma Jalaluddin adalah novel yang menceritakan tentang perjalanan cinta Ayesha Shamsi dan Khalid Mirza yang sama-sama merupakan seorang Muslim India yang beremigrasi ke Kanada. Khalid yang konservatif sangat meyakini bahwa cinta akan datang setelah menikah sehingga dia menyetujui upaya perjodohan yang dilakukan ibunya. Di sisi lain, Ayesha lebih memilih fokus pada karirnya dan menentang keras perjodohan meski dia sudah dicap sebagai perawan tua di lingkungannya. Berbagai isu disinggung lewat kisah cinta mereka, mulai dari perjodohan, diskriminasi, alkoholisme, sampai politik masjid. Sulitnya mengekspresikan diri sebagai Muslim di negara itu juga digambarkan oleh Khalid melalui jubah panjang dan penutup kepalanya yang menjadi sasaran empuk berbagai prasangka orang-orang di sekitarnya. 

Para imigran dalam novel ini berjuang dalam pertempurannya masing-masing, baik itu dalam hal beradaptasi, berjuang untuk kehidupan yang layak dan stabil, terjebak dalam masa lalu kelam di negara asal, maupun prasangka dan diskriminasi yang harus mereka telan untuk dapat bertahan hidup. Fenomena islamophobia barat juga tak luput disajikan oleh Uzma Jalaluddin dalam novel ini. Contohnya saat Khalid mendapat tekanan terus menerus dari bosnya yang sangat Islamofobik dengan menyuruh Khalid yang seorang programmer IT dipaksa menyelesaikan tugas di salah satu perusahaan pakaian dalam wanita. Uzma sang penulis berhasil memberdayakan karakternya untuk berdiri melawan ketidakadilan dan mempraktikkan agamanya dengan bangga, alih-alih tetap diam. Dan ini adalah satu dari sekian persoalan yang dihadapi oleh para imigran: diskriminasi. 

Dari novel ini, kita dapat memahami kompleksitas budaya yang ada dengan segala kebingungan dan keresahan yang dirasakan tiap karakternya. Masalah sosial ekonomi, keluarga, percintaan, dan lain sebagainya dengan segala keterbatasan yang ada dalam novel ini sedikit banyaknya dapat memberikan kita pencerahan bahwa kehidupan imigran tidaklah semudah dan seenak yang dibayangkan. Setelah membaca ulasan singkat ini, apakah kamu tertarik untuk membaca novel Ayesha ini? Jangan lupa, petik dan terapkan nilai-nilai positifnya, ya!

 

Dapatkan Novel Ayesha karya Uzma Jalaluddin di Mizanstore Official!

[PESAN BUKUNYA DI SINI]