Momentum ketika seorang kakak menyambut kelahiran adik kecilnya merupakan fase yang sangat “nano-nano” bagi mereka. Pada satu sisi, si Kakak sangat bersemangat untuk bertemu dengan adik kecil yang akan menjadi teman bermainnya, tetapi … di sisi lain, kekhawatiran pun juga menyelimutinya. Salah satunya adalah, khawatir jika dia tak lagi mendapat perhatian penuh dari Ayah-Bunda juga orang-orang di sekitarnya.
Sosok kakak juga “dihantui” beban untuk menjaga dan melindungi adiknya. Belum lagi tingginya ekspektasi orangtua yang mengharapkan mereka agar bisa menjadi teladan yang baik bagi sang adik. Padahal, si Kakak pun masih membutuhkan perhatian dan perlakuan sebagai seorang anak, sama seperti adiknya.
Mengutip salah satu pembahasan dalam buku Parenting Detox, berikut adalah solusi yang ditawarkan Angga Setyawan, seorang praktisi parenting, dalam menyikapi situasi tersebut:
Latih kesiapan mental anak untuk beradaptasi menjadi seorang kakak
Bicarakan perasaan kakak terkait dengan kehadiran adik baru. Ayah-Bunda memiliki peran krusial untuk memberi dukungan dan perhatian, demi meredakan kecemasan atau rasa cemburu yang mungkin muncul. Ayah-Bunda bisa menciptakan suasana yang menyenangkan seperti dengan melibatkan kakak dalam persiapan menyambut kelahiran adik.
Hargai dan perlakukan kakak seperti seorang anak
Orangtua perlu menyadari bahwa seorang kakak juga sedang tumbuh, berkembang, dan belajar layaknya seorang anak. Tanggung jawab terhadap adik bukanlah berada di pundaknya, tetapi sepenuhnya milik orangtua. Tugas orangtua adalah memastikan kakak dan adik sama-sama bisa hidup berdampingan dan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sesungguhnya.
Beri pujian dan apresiasi ketika kakak membantu mengurus adik
Sesekali, libatkan kakak untuk membantu Ayah-Bunda ketika mengurus adik. Kemudian, berilah apresiasi ketika kakak bersedia membantu dengan baik. Ucapkanlah, “Terima kasih, ya, Kak, sudah mengambilkan popok untuk adik bayi.” Dengan demikian, dia akan merasa bahwa memberi perhatian pada adik bukanlah sebuah kewajiban yang membebaninya, tetapi berlandaskan rasa nyaman dan kasih sayang yang dipupuk setiap harinya.
Satu hal yang perlu kita ingat bahwa, tak hanya Ayah-Bunda yang belajar menjalani peran baru sebagai orangtua dengan lebih dari satu anak, tetapi ada si Sulung yang juga beradaptasi untuk menjadi seorang kakak.
Melalui karyanya, Angga Setyawan telah menyiapkan panduan bagi Ayah-Bunda agar terhindar dari perilaku-perilaku orangtua toksik yang berdampak pada perkembangan emosional si Buah Hati.
Temukan buku “Parenting Detox” karya Angga Setyawan di Official Mizanstore!