Nevermoor: The Trials of Morrigan Crow adalah karya debut terlaris dalam sejarah penerbitan novel anak di Australia. Tak hanya laris dari segi penjualan, novel debut karya Jessica Townsend ini juga laris meraih berbagai penghargaan. Nevermoor sudah memenangkan penghargaan dari Aurealis Award (2017) untuk kategori Best Children’s Fiction, Australian Book Industry Awards (2018) kategori Book of the Year, Indie Book Awards (2018) kategori Book of the Year dan Children’s Category, serta Waterstones Children’s Book Prize for Younger Fiction (2018). Berkat Nevermoor, Jessica juga memperoleh penghargaan Matt Richell Award untuk kategori New Writer of the Year.
Berawal dari Harry Potter
Sejak kecil, Jessica sudah terobsesi dengan buku. Ia mengakui bahwa dia adalah tipe anak yang wajahnya hampir selalu tertutup buku, sejak keluar dari mobil di pagi hari hingga saat menyeberang jalan ke sekolah (untung tidak tertabrak ya, jangan ditiru!). Ketika berusia tujuh tahun, Jessica mulai sadar bahwa buku tidak tercipta begitu saja secara ajaib, tapi ditulis oleh seseorang. Sejak itu, Jessica pun bercita-cita untuk menjadi seorang penulis. Menurut Jessica, tulisannya banyak dipengaruhi oleh buku-buku yang dibacanya. Salah satu buku yang berpengaruh besar dalam keputusannya untuk menulis cerita fantasi untuk anak-anak adalah Harry Potter karya J.K. Rowling.
Terinspirasi dari Kota London
Banyak yang bertanya-tanya mengapa penulis yang tinggal di Australia ini menulis kisah Morrigan Crow dengan latar yang terinspirasi dari kota London. Setelah dirunut, rupanya Nenek Jessica dulu lahir di London sebelum akhirnya pindah bersama keluarganya ke Australia. Selain itu Jessica pun sempat tinggal di London pada tahun 2007 hingga 2009, dan kembali lagi untuk bekerja di sana pada tahun 2013.
Saat pindah ke London pertama kali di usia 22 tahun, seorang teman Jessica memberinya sebuah payung sebagai hadiah dan berkata, “Kau tinggal di London sekarang. Kau akan membutuhkan ini.” Karena kejadian itulah Jessica terinspirasi untuk menulis kisah fantasi tentang payung ‘ajaib’ dengan latar kota besar yang menarik sekaligus mengerikan, seperti London.
Morrigan Crow si Tante Eksentrik?
Jessica memang sudah mulai menulis Nevermoor pada tahun 2007 setelah lulus SMA, tapi novel ini baru terbit pada tahun 2017 lalu—sepuluh tahun kemudian! Karena itu, tak heran kalau perkembangan ceritanya sudah melenceng jauh dari rencana. Pada awalnya, Jessica ingin menulis tentang seorang anak perempuan yang harus tinggal dengan seorang tante eksentrik bernama Morrigan. Namun karena lama-kelamaan karakter Tante Morrigan ini tampak lebih menarik daripada keponakannya, Jessica pun mulai membayangkan bagaimana kehidupan Tante Morrigan saat masih kecil dan bagaimana dia bisa jadi se-eksentrik itu. Kemudian, dari sanalah tercipta kisah si kecil pemberani bernama Morrigan Crow.
Dari Novel Debut ke Layar Lebar
Sebagai novel debut yang sudah terbit di lebih dari 20 negara, Nevermoor telah menarik minat para sutradara di Hollywood. 20th Century Fox bahkan sudah mengakuisisi hak perfilman novel ini sejak tahun lalu dan memilih Drew Goddard untuk memproduksi sekaligus menulis naskah adaptasi film layar lebarnya. Sebelumnya Drew sudah menggarap beberapa karya adaptasi yang cukup terkenal, seperti Cloverfield, Buffy the Vampire Slayer, Angel, Lost, Daredevil, dan Cabin in the Woods. Naskahnya untuk film “The Martian” bahkan termasuk dalam nominasi Best Adapted Screenplay Oscar. Kini sambil menulis naskah untuk “X-Force” (spin-off dari film “X-Men”), Drew akan segera mulai menulis naskah film untuk Nevermoor.: The Trials of Morrigan Crow! [Rfd]