Ayah-Bunda, Bonding dengan si Kecil, Yuk!

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Predikat sebagai orangtua baru tak ayal mendatangkan kekhawatiran tersendiri. Khawatir tidak bisa menjadi orangtua yang baik, tidak bisa memberikan kasih sayang yang utuh, atau khawatir tentang bagaimana caranya merespons ketika ada keinginan anak yang tidak mungkin kita kabulkan. Salah satu solusinya adalah, belajar bersama-sama anak pada masa tumbuh kembangnya dengan kata lain, membangun bonding dengan si kecil.

 

Misalnya, datang ke seminar-seminar parenting, membaca buku, atau mencari artikel-artikel tepercaya di internet. Ibaratnya, kita harus memiliki strategi terlebih dahulu sebelum perang dimulai. Sama halnya dengan menjadi orangtua, kita pun perlu mempersiapkan strategi cara mendidik, mengasuh, dan membimbing anak, agar tumbuh kembang mereka sesuai seperti yang kita harapkan. 

 

Salah satu yang bisa dilakukan ialah membangun kebiasaan komunikasi, seperti diskusi dengan anak mulai dari Fase Oral (0–1,5 tahun). Apakah masa tersebut tidak terlalu cepat? Bagaimana mungkin kita bisa berkomunikasi dengan anak sedini itu? Ternyata, mungkin, lho. Simak bagaimana cara melakukannya berikut ini. 

 

Apresiasi dengan Antusias

 

Ayah-Bunda bisa mulai membentuk kebiasaan mengapresiasi setiap pencapaian yang dilakukan oleh anak. Perhatikan setiap tumbuh kembang anak mulai dari mereka sudah bisa menggenggam, duduk tegak, atau sudah bisa berjalan. Apresiasi dengan antusias pada setiap perkembanganya agar anak merasa percaya diri meskipun sering kali mereka tiba-tiba bad mood lalu menangis dan berteriak. Di sinilah peran Ayah-Bunda dimulai.

 

“Adek, kesal, ya? Selalu jatuh kalau mau coba berdiri? Gapapa, ya, Dek, istirahat dulu, ya, nanti kita mulai lagi kalau Adek sudah enggak bad mood.

 

“Oke, latihan hari ini selesai, ya, Dek. Terima kasih ya, sudah mau coba. Adek suka enggak?”

 

Meskipun mereka belum mengerti apa yang kita katakan, tetapi komunikasi seperti ini bisa menjadi salah satu cara pendekatan yang paling berpengaruh bagi anak untuk jangka panjang. Mereka akan mudah menerima dan memproses informasi, lebih memahami apa yang mereka inginkan, dan terbiasa untuk menyampaikan perasaan sebagai suatu hal yang melegakan baginya karena tidak ada unek-unek yang membuat mereka stres. 

 

Membuat Kesepakatan dan Tawar-Menawar

 

Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, ajaklah mereka untuk membuat kesepakatan. Hal ini bertujuan agar anak dapat belajar bagaimana memecahkan masalah dan mampu meningkatkan kreativitas. Apabila metode ini berhasil untuk dilakukan, dampaknya akan sangat membantu para orangtua agar tidak terlalu repot karena anak sudah bisa diajak bekerja sama. 

 

Misalnya, si Kecil diminta untuk menunggu makanan matang di meja makan. Sambil menunggu, tawarkan apa yang ingin mereka lakukan. Apakah mereka ingin menunggu sambil bermain teka-teki atau menyusun garpu-sendok di meja makan. Lalu, Bunda bisa memberikan tantangan alih-alih kesepakatan. Kalau teka-tekinya bisa cepat selesai, Bunda akan menyiapkan makanannya dengan cepat juga. Apa pun pilihannya, anak tidak akan bosan dan Bunda bisa menyelesaikan masakan dengan tenang.

 

Ayah-Bunda juga bisa memberikan stimulus dengan pertanyaan-pertanyaan kepada anak agar mereka terlatih untuk berpikir kritis. Mengapa ya, warna laut itu biru? Mengapa awan bisa bergerak? Menurut kamu, menu masakan hari ini yang enak apa, ya? Dan, pertanyaan-pertanyaan lainnya. Biarkan mereka berpikir dan sabarlah menunggu jawabannya.

 

Buku berjudul The Yes Brain karya Daniel J. Siegel, M.D. & Tina Payne Bryson, Ph.D. akan memberikan kamu lebih banyak cara lagi, bagaimana menumbuhkan sikap berani, ingin tahu, dan tangguh di dalam diri anak. Penasaran dengan isinya? Dapatkan bukunya hanya di Mizanstore Official.

[PESAN BUKUNYA DI SINI]