“Menjadi manusia itu takdir, menjaga kemanusiaan itu pilihan. Manusia adalah makhluk, masterpiece, kecintaan, dan wakil-Nya secara bersamaan.” – Fahruddin Faiz
∗∗∗
Apa tujuan hidup kita?
Apa makna keberadaan kita?
Barangkali itulah pertanyaan lestari yang mengekor hidup manusia. Dan sering kali, realitas hidup, kesibukan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, justru membuat kita menjauh dari menemukan jawaban pertanyaan itu—menjauh dari makna hidup, membuat hidup kian terasa hampa.
Lantas, bagaimana mencegah kehilangan makna diri dan hidup kita itu? Menjauh dari keramaian, mengasingkan diri, meninggalkan hal-hal duniawi? Sedangkan peran utama dan pertama-tama yang diberikan Sang Pencipta kepada kita adalah sebagai khalifah, wakil-Nya?
Telah terbit, buku Menghilang, Menemukan Diri Sejati karya Fahruddin Faiz. Buku ini mengajak pembaca menjelajahi dan memahami diri dari berbagai perspektif, demi mendapatkan dan menghidupkan makna-makna yang menjadi kompas kita menjalani hidup.
“Menghilang” bukan berarti menceraikan dunia, melainkan justru melebur, terlibat penuh ke dalam berbagai persoalannya. “Menghilang” berarti mengesampingkan ego dan kepentingan diri—menyadari sepenuhnya misi penciptaan yang diembankan kepada setiap manusia, yaitu menjadi rahmat bagi semesta.