The Parenting Map: Kompas Baru untuk Pengasuhan Anak yang Lebih Bermakna dan Bahagia

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Dear parents,

 

Coba selesaikan kalimat di bawah ini. “Aku mau punya anak karena ….”

 

Sudah?

 

Apakah jawabannya diawali dengan kata “Karena aku …” atau mengandung kata “aku”? Mungkin akan sulit bagi kita menerima kenyataan ini, tetapi kabar pahitnya, ada ego yang terselip pada setiap kata “aku” yang ada. 

 

“karena aku enggak mau kesepian.”

“siapa yang akan urus masa tuaku?”

“karena aku mau lihat mereka lebih baik dari aku.”

“karena aku bisa menjadi orangtua yang baik.”

 

Apabila kita lihat pada kalimat di atas, secara tersirat ada hal yang ingin kita kontrol atau koreksi melalui kehadiran si buah hati. Entah karena memiliki trauma yang belum selesai atau memendam satu ambisi.

 

Dari alasan yang mengandung ke-aku-an tadi, ada tendensi yang sering tidak kita sadari, seperti menekan potensi anak ketimbang bersama-sama mengembangkan potensinya. Coba refleksikan kembali mimpi yang selama ini kita tanamkan pada anak … apakah mimpi tersebut murni milik si anak atau milik kita yang tak sempat kita wujudkan? Dalam proses parenting, penting untuk selalu ingat bahwa anak bukanlah boneka yang dapat kita kendalikan semau kita. 

 

Permasalahan pola asuh sangatlah beragam. Tidak sedikit orangtua yang masih terbawa pola asuh tough love sehingga membuat relasi anak dan orangtua merenggang. Namun, banyak pula ditemui orangtua yang terlalu memanjakan si anak sehingga membuat si anak tidak punya “pegangan” untuk “berdiri dengan kakinya sendiri”. Keduanya dapat membawa dampak negatifnya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, Dr. Shefali mencoba untuk menguraikan segala permasalahan pada pola asuh anak yang kerap timbul, lalu membuatkan panduan bagi parents yang ingin menjalani pola asuh yang lebih berkesadaran dan berujung pada hubungan yang lebih bermakna dan bahagia. 

 

Satu contoh yang Dr. Shefali ungkapkan adalah, anak merupakan peniru ulung. Mengontrol anak cenderung akan membuat anak jadi pembangkang, sehingga akan lebih bijak apabila kita mendidik mereka melalui aksi nyata atau sering kita sebut dengan shows don’t tell. Misalnya saja, kita beri contoh anak untuk menaruh handuk di tempat yang semestinya, segera membereskan kamar tidur ketika bangun pada pagi hari, atau berkata lembut tak meninggikan suara.

 

You thought that you were here to raise your child, but your child is here to help raise you.

 

But worry not! Kini hadir buku The Parenting Map karya Dr. Shefali, yang berisi 20 tip untuk mengatasi 4C: control, chaos, confusion, dan conflict dalam dunia parenting.

Sumber: Instagram @akalbuku

Dapatkan buku-buku terbitan Noura Publishing dari Akal Buku