Sama seperti belajar, bermain juga merupakan hal penting yang tidak boleh ditinggalkan si Kecil. Keinginan orangtua untuk menjadikan anaknya unggul secara akademis sering kali membuat mereka lupa bahwa anak punya hasrat untuk bermain. Padahal orangtua juga dapat memanfaatkan bermain untuk mengasah kecerdasan anak. UNICEF pun menjamin hak bermain dalam Konvensi Hak-Hak Anak, tepatnya pada pasal 31, yang tertulis bahwa setiap anak berhak memiliki waktu untuk bermain. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa bermain adalah hak asasi dari setiap anak.
Dengan kata lain, tidak ada orangtua atau pihak mana pun yang boleh membatasi bahkan melarang anak untuk bermain. Jadi, mulai saat ini, beri si Kecil kesempatan untuk bermain. Tidak perlu terlalu protektif dan menganggap bermain akan membahayakan anak. Ayah-Bunda juga tidak perlu khawatir berlebihan dan menganggap bahwa bermain akan membuat anak menjadi bodoh. Mulai sekarang, buang jauh-jauh pikiran negatif tentang bermain. Berikut ini beberapa alasan pentingnya bermain untuk si Kecil yang perlu Ayah-Bunda ketahui.
- Bermain adalah kebutuhan anak
Buku Pentingnya Bermain bagi Anak Usia Dini yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut bahwa anak juga memiliki kebutuhan untuk bermain. Hal ini karena anak punya rasa ingin tahu yang tinggi. Anak akan berusaha mencari sesuatu yang dapat mereka jadikan mainan di mana pun dan dalam kondisi apa pun.
Saat si Kecil bermain, hormon dopamin yang memicu rasa bahagia mereka akan terangsang. Hal ini tecermin pada tawa, teriakan, sorakan, dan ekspresi yang muncul di wajah mereka saat bermain.
- Bermain dapat mengasah kemampuan otak
Bukan cuma belajar, bermain pun dapat mengasah keterampilan berpikir anak. Dilansir dari Tempo, belajar sambil bermain mendorong perkembangan otak dengan berbagai macam kegiatan eksperimental. Buah hati Ayah-Bunda dapat memaksimalkan kemampuan berimajinasi, mengeksplorasi, mengalami, dan menciptakan.
Adapun buku Pentingnya Bermain bagi Anak Usia Dini menyebut bermain dapat menyegarkan dan mengembangkan kemampuan kognitif si Kecil melalui kreativitas, pemecahan masalah, dan penguasaan konsep-konsep baru.
- Bermain mengasah kemampuan fisik anak
Dilansir dari Tempo, anak-anak belajar melalui pancaindra mereka. Rasa ingin tahu, eksplorasi, dan pengembangan kemampuan motorik halus dan kasar akan tersalurkan melalui aktivitas yang melibatkan pancaindra mereka.
Dan lagi-lagi, menurut buku Pentingnya Bermain bagi Anak Usia Dini, stimulasi pada motorik halus dan kasar itu dapat mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan, dan menghasilkan gerakan baru bagi si Kecil.
- Bermain mengasah kecerdasan emosional dan sosial anak
Dikutip dari Tempo, hal penting yang diperoleh dari anak dengan bermain adalah membuat kesalahan. Kok, bisa? Sebagian orangtua cenderung takut membiarkan anaknya membuat kesalahan. Mereka terkadang memarahi buah hatinya jika mereka membuat kesalahan. Padahal dari kesalahan itulah mereka bisa belajar dan mengevaluasi diri. Lagi pula, setiap orang pun pasti berbuat salah, bukan? Selain itu, berbuat salah dapat mengajarkan anak untuk belajar bertanggung jawab terhadap kesalahannya. Ketiadaan rasa takut untuk berbuat salah pun dapat mendorong anak untuk belajar mengambil risiko. Jadi, jangan marahi buah hati jika mereka berbuat salah, ya!
Gimana Ayah-Bunda, apakah kebutuhan bermain si Kecil sudah dipenuhi? Salah satu produk Fun Learning Noura Kids, Funtastic Learning with Nabil & Naura bisa menjadi pilihan sebagai media bermain si Kecil. Bukan hanya memenuhi kebutuhan bermain si Kecil, Funtastic Learning juga dapat memenuhi kebutuhan akademis tentang ilmu-ilmu dasar yang terdapat dalam 10 tema buku bermain.