Search
Close this search box.

RUMAH MASA DEPAN

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Salman Faridi

#Kembali ke Rumah

Pagi itu, saya ingat betul, jantung saya tak berhenti berdebar-debar. Betapa tidak? Hari itu saya akan bertemu seorang tokoh yang selama ini hanya berada dalam ruang imajinasi dan kekaguman di benak saya. Sejak sekitar dua dekade sebelumnya, saat saya masih siswa sekolah dasar. Kali ini, tahunnya 2000, tempatnya, di sebuah villa di Cianjur. Bagaimana bisa saya tidak kagum, tokoh ini adalah orang yang berada di balik karakter serial TVRI yang akan mengubah hidup saya.
Bagi yang lahir di penghujung 1970-an, nama Ali Shahab mungkin tidak selalu dikenal. Akan tetapi dalam benak anak ingusan menjelang belasan masa itu, hampir tidak ada yang tak kenal Sangaji. Kecerdasan anak penjaja koran ini begitu magis. Dengan singkat Sangaji memberangus setiap lawan dalam acara Cerdas Cermat.

Ali Shahab, sutradara yang saya bayangkan seperti aktor Hamid Arif yang tinggi besar dan gagah, rupanya seorang pria rendah hati, nyaris dengan profil orang Indonesia pada umumnya – meski agak kebule-bulean juga. Namun, mimpi Ali luar biasa besar. Saya kira Ali Shahab adalah satu di antara sedikit orang yang belajar film sampai ke Amerika ketika itu. Tak heran, jika cerita, karakter dan penokohan dalam sinetron Rumah Masa Depan, yang dibesutnya, begitu memikat. Ya, Sangaji adalah hero saya, yang seolah selalu menemani saya melalui berbagai lomba Agustusan di segmen Cerdas Cermat tingkat RT di wilayah tempat tinggal saya.

Dua puluh tahun kemudian, tepat 2 Desember 2023 di Senayan Park, Saya menjadi saksi lahirnya kembali Rumah Masa Depan dalam bentuk film layar lebar. Karakter-karakter dari masa lalu berlompatan kembali melalui adu akting memikat antara Widyawati, Laura Basuki dan Fedi Nuril serta sejumlah cast pendatang baru yang asyik, dan berkarakter. Saya hadir malam itu membawa oleh-oleh baru. Rumah Masa Depan versi layar lebar ini berhasil menyajikan panggung bagi manusia modern yang rindu akan rumah. Dalam upaya kita untuk hidup, dalam kewarasan, rumah acap kali hanya menjadi tempat transit untuk segala emosi, beban, lelah, sesal, penderitaan, tempat sementara ketika kita bisa kembali berpura-pura kuat di tempat bekerja, dan dalam lingkungan di luar diri kita yang toksik. Rumah adalah tempat kita menjahit semua luka, membasuh amarah dan kembali menjadi manusia. Film Rumah Masa Depan mengantar kita pulang kembali ke rumah. Ia adalah rumah masa lalu dan hari ini. Tapi ia adalah Rumah Masa Depan. Satu-satunya yang menjadi harapan akan kewarasan kita di tengah dunia yang makin karut-marut ini. Selamat menonton, selamat pulang kembali ke rumah kehidupan kita…

 

Cari tahu jadwal penayangan film Rumah Masa Depan di sini!