Rahman
Rahim
Cinta
Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Belajar menulis puisi, entah untuk apa–yang penting darinya saya juga bisa belajar menjadi manusia.
Kelembutan puisi adalah faktor mendasar dan substansial dalam peradaban. Karenanya saat puisi tidak lagi punya tempat dalam dialektika sosial, manusia akan “hilang”–dan negara, kebudayaan, serta agama, akan kehilangan manusia.
Di dalam sebuah kebudayaan, pun di semua peta interaksi kebudayaan dan politik, kemampuan dan tradisi untuk bersentuhan dengan kelembutan puisi sangat diperlukan. Lewat cara inilah kemanusiaan akan tetap terpelihara dalam khazanahnya.
****
“Puisi-puisi Rahman Rahim Cinta–inilah persembahan Cak Nun sebagai sedekah budaya dan kemanusiaan kepada siapa pun yang bersedia mengapsiasinya.”
~ Iman Budhi Santosa, Sastrawan
Judul | Rahman Rahim Cinta |
Penulis | Emha Ainun Nadjib |
Kode Buku | NA-234 |
Harga | Rp 79,000 |
Ukuran | 14 X 21 |
ISBN | 978-623-242-191-2 |
Jumlah Halaman | 292 |
Penyunting | Lina Sellin |
Jenis Kertas Isi | BOOKPAPER 55 GR |
Jenis Kertas Sampul | ART CARTON 230 GR |