Merasakan Cinta Winnie the Pooh

Ditulis oleh ,

Yuk, bagikan artikel ini!

Pernah dengar dong apa yang disebut Logika Pooh? Yup! Pemikiran-pemikiran Si Beruang Madu rekaan A.A. Milne yang menggemaskan. Ini beberapa contohnya:

Tentang teman mungilnya, Si Babi Pink Piglet:

“Kadang sesuatu yang terkecil-lah yang memenuhi sebagian besar ruang di dalam hatimu.”

So sweet bukan?

Piglet: Kita akan berteman selamanya kan, Pooh?

Pooh: Bahkan lebih lama dari itu…

Piglet: Bagaimana mengeja “Cinta”, Pooh?

Pooh: Tak perlu mengejanya. Rasakan saja.

Bikin meleleh ya? Tak heran kalau jutaan orang di seluruh dunia sangat mencintai karakter beruang madu itu. Selain sangat lembut hati dan penuh kasih sayang, Pooh juga sangat polos dan lucu. Coba simak satu lagi saja percakapan dua sahabat Pooh dan Piglet ini:

Pooh: “Hari apa sekarang?”

Piglet: “Sekarang? Ya hari ini!”

Pooh: “Wah, hari favoritku!”

Nah nah…. Siapa sih yang nggak menangkap aura positif dari percakapan-percakapan seperti itu? Tanpa terlalu eksplisit dan menggurui, kita diajak untuk lebih bersemangat, dan memandang segala sesuatu yang “terhidang” di hadapan kita dengan ceria dan penuh rasa syukur.

A.A. Milne menciptakan Winnie the Pooh  berdasarkan mainan beruang Teddy milik putranya. Christopher Robin Milne—yang dalam cerita Pooh muncul sebagai tokoh Christopher Robin. Selain Pooh, mainan Christopher lain yang juga dilibatkan dalam cerita Milne adalah Piglet Si Babi Pink, Eeyoree si keledai, Kanga dan Roo, keduanya kanguru, dan Tigger si macan yang suka meloncat. Sedangkan dua karakter lain, Owl Si Burung Hantu dan Rabbit Si Kelinci, adalah karakter rekaan, yang lahir dari imajinasi Milne.

Kumpulan kisah tentang Pooh dan kawan-kawannya pertama kali muncul pada 1926, dalam buku berjudul Winnie the Pooh, diikuti 2 tahun kemudian, yaitu 1928,  dengan seri The House at Pooh’s Corner. Kedua versi original itu telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Noura Publishing.

Selain diterjemahkan ke dalam berbagai Bahasa (termasuk Bahasa Latin!), Winnie the Pooh juga diadaptasi ke dalam format film oleh Walt Disney Productions sejak 1961, dan menjadi salah satu franchise paling sukses dalam sejarah. Yang paling unik, dalam seri animasi Disney tersebut, kesemua pengisi suara Pooh adalah laki-laki, berlawanan dengan konsep kelahiran Pooh yang diinspirasi oleh seekor beruang betina. Masih banyak kisah unik tentang perjalanan Pooh di industri kreatif/hiburan, termasuk bagaimana ia dilarang di China. Bagaimanapun yang tak akan pernah hilang dan tetap dinikmati adalah kelembutan dan keluguan Sang Beruang Madu kuning yang membuat banyak orang jatuh hati. (png)