Description
“Esok akan menjadi kini. Kini yang menjadi kemarin tak dihiraukan, karena segala yang lampau hanya gumpalan hitam.”
Tokoh Kita merasa sangat kehilangan. Kematian istrinya membuat dunianya kacau. Dia begitu rindu, sampai-sampai dia terus berjalan dan pada setiap tikungan dia berharap akan berjumpa dengan istrinya. Dia pun memutuskan: dia harus ziarah ke makam istrinya! Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Tokoh Kita mengambi; berbagai keputusan ajaib. Mula-mula dia bekerja menjadi pengapur dinding kuburan, mendobrak aturan hingga seisi kota geger. Ziarah merupakan salah satu novel monumental yang membuka cara baru dalam penulisan sastra. Absurditas yang dihadirkan Iwan Simatupang seperti mata lain untuk menelisik psikologis manusia. Patutlah bila novel ini memenangi Roman ASEAN terbaik tahun 1977. Novel yang ajaib sekaligus layak untuk terus diperbincangkan.
Keunggulan Buku
“Tentang Ziarah saudara, saya merasa kagum dan menganggapnya perlu menerbitkannya segera. Karena akan membuka halaman baru pula dalam kesusastraan Indonesia seperti halnya tempo hari dengan puisi Chairil Anwar.”
—H.B Jassin ; H.B Jassin dalam suratnya kepada Iwan Simatupang
.”Suatu novel yang sangat interesan dengan tema yang pada dasarnya sangat sederhana, tetapi memerlukan pengetahuan psikologis dan intelek untuk dalam menangkapnya. Novel ini dapat dinamakan parodi dan satire.”
—Gayus Siagian; kritikus sastra
“Ziarah dapat melambungkan imaji-imaji pembaca serta menapak jejak perjalanan sastra Indonesia.”