Deskripsi
Kita hidup pada zaman ketika nama Tuhan sering digunakan untuk memenangkan argumen, melegitimasi amarah, bahkan membenarkan kekerasan. Tapi, benarkah kita sedang membela Tuhan? Atau, justru membela ego kita sendiri?
“Hidup ini bukan lomba panjat pinang duniawi. Bukan siapa paling kaya, paling terkenal, paling viral. Tapi, siapa yang paling sadar bahwa setiap langkahnya adalah tanggapan atas undangan Tuhan. Hidup ini bukan seberapa jauh Anda lari, tapi seberapa dalam Anda mengerti,” demikian kata penulis dalam buku ini.
Emha Ainun Nadjib juga mengajak kita menengok kembali hakikat iman dan keberagamaan. Serta mempertanyakan kebiasaan kita yang sering kali terlalu mudah bicara atas nama Tuhan, tapi enggan berlama-lama duduk diam di hadapan-Nya.
Buku ini menelusuri bagaimana manusia beriman, mengenal, dan memahami Tuhan secara jujur melalui perjalanan batin dan akal, bukan secara teoretis. Dan, menolak cara kita beragama yang sering kali hanya sebatas suara, tanpa menyentuh rasa.