Deskripsi
Dari salah seorang penulis cerita terhebat sepanjang masa, Stephen King. Different Seasons menyuguhkan empat novella menakjubkan.
Rita Hayworth dan Penebusan Shawshank, mengisahkan seorang narapidana yang dijebloskan ke penjara secara tidak adil dan berupaya melakukan pembalasan dendam yang ganjil dan mengejutkan.
Murid Cerdas, tentang seorang remaja laki-laki yang terobsesi kepada kehidupan masa lalu yang kelam dan kejam dari seorang pria tua di kotanya.
Mayat, menceritakan petualangan empat remaja mencari remaja lain yang telah menghilang dan menghebohkan kota.
Metode Bernapas, mengenai seorang wanita hamil yang harus menghadapi kengerian di luar nalar manusia demi melahirkan anaknya.
Seperti biasa, ketegangan kisah-kisah Stephen King membuat kita tidak bisa lagi memandang dunia dengan cara yang sama.
Keunggulan Buku
“Inilah jawaban mengapa Stephen King sukses sebagai penulis.”
—People
“Kumpulan kisah menakjubkan yang terlahir dari kesempurnaan Stephen King sebagai pencerita.”
—Houston Chronicle
“Untuk mengetahui rahasia kesuksesan King, Anda harus membandingkannya dengan Twain dan Poe—ditambah banyak Philip Roth dan Will Rogers untuk ukuran popularitasnya. Kisah-kisah King menyentuh sumber mitos yang terpendam dalam pikiran kita.”
—Los Angeles Times
“Memukau, memikat … sangat menyenangkan untuk dibaca.”
—Los Angeles Herald Examiner
“Pembawa kegembiraan.”
—The Washington Post Book World
“Mengasyikkan.”
—The Philadelphia Inquirer
“Menghipnotis.”
—The New York Times Book Review
“Belilah Different Seasons. Pasti Anda akan menikmatinya ….
King menciptakan orang-orang yang begitu hidup, yang nyaris bisa Anda rasakan.”
—Minneapolis Star-Tribune
“Oke, akui saja, orang ini hebat … Bacaan yang menakjubkan.”
—The Denver Post
“Tidak ada setan yang terkekeh-kekeh dari lemari, tidak ada vampir yang berkelakar di bawah rembulan. Namun, cakar bergerigi King mendadak menjangkau ke dalam cahaya benderang kehidupan sehari-hari—adakah yang lebih menakutkan daripada itu?”
—Cosmopolitan
“Mengerikan.”
—Newport News Daily Press
“Luar biasa.”
—The Charleston Evening Post
“Pencerita yang menakjubkan … pesta horor yang cocok bagi seorang raja.”
—San Diego Union
“King yang klasik, penceritaan tingkat tinggi … disusun dengan apik, bernuansa kuat dan dramatis … Stephen King adalah pencerita yang semakin baik sepanjang waktu.”
—John Barkham Reviews
“Menyenangkan … penuh kejutan, humor, dan pemahaman.”
—Wichita Falls Times
Resensi
Rita Hayworth dan Penebusan Shawshank
Kurasa ada orang sepertiku di setiap penjara federal dan penjara negara bagian di Amerika—aku adalah orang yang bisa mendapatkan apa saja untukmu. Rokok buatan khusus, sebungkus rokok ganja jika itu yang kau sukai, sebotol brendi untuk merayakan kelulusan putra atau putrimu dari sekolah menengah atas, atau hampir apa saja … asalkan masuk akal. Namun, dulu tidak selalu begitu.
Aku dijebloskan ke Shawshank sewaktu baru berusia dua puluh, dan aku salah satu dari segelintir orang dalam keluarga kecil bahagia kami yang bersedia mengakui apa yang mereka perbuat. Aku melakukan pembunuhan. Aku membeli polis asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan tinggi untuk istriku, yang tiga tahun lebih tua daripadaku, lalu aku menyetel rem mobil Chevrolet berpintu-dua pemberian ayahnya kepada kami sebagai kado pernikahan. Rem mobil itu bekerja persis seperti yang kurencanakan, tapi aku tidak menyangka istriku berhenti untuk menjemput tetangga wanita dan bayi laki-laki wanita itu dalam perjalanan mereka menuruni Bukit Castle dan menuju kota. Remnya blong dan mobil itu menerobos semak-semak di pinggir alun-alun kota dengan kecepatan semakin tinggi. Para saksi mengatakan mobil itu pasti meluncur dengan kecepatan delapan puluh kilometer per jam atau lebih pada saat menabrak alas patung Perang Saudara dan terbakar.
Aku juga tidak berencana tertangkap, tapi itulah yang terjadi. Aku memperoleh tiket masuk musiman ke tempat ini. Maine tidak punya hukuman mati, tapi Jaksa Wilayah memastikan agar aku diadili atas ketiga kematian itu dan mendapat tiga hukuman seumur hidup, yang harus dijalani secara berturutan. Hilang sudah peluang bebas bersyarat yang mungkin aku dapatkan setelah waktu yang sangat, sangat lama. Hakim menyebut perbuatanku sebagai “kejahatan bengis dan mengerikan,” dan itu benar, tapi kini perbuatan itu juga sudah menjadi masa lalu. Kau bisa mencarinya di arsip-arsip menguning surat kabar Castle Rock Call, di situ judul-judul berita utama yang memberitakan penghukumanku tampak agak antik dan menggelikan di sebelah berita-berita tentang Hitler dan Mussolini serta kementerian alfabet FDR.
Sudahkah aku merehabilitasi diriku sendiri, tanyamu? Aku bahkan tidak tahu apa arti kata itu, setidaknya sejauh menyangkut penjara dan hukuman. Kukira itu kata seorang politikus. Kata itu mungkin saja punya beberapa makna lain, dan mungkin saja aku akan berkesempatan untuk mengetahuinya, tapi itu di masa mendatang… padahal narapidana melatih diri mereka untuk tidak memikirkan masa itu. Dulu aku masih muda, tampan, dan berasal dari pinggiran kota yang miskin. Aku menghamili seorang gadis cantik, perajuk, dan keras kepala yang tinggal di salah satu rumah tua bagus di Carbine Street. Ayahnya menyetujui pernikahan jika aku bersedia menerima pekerjaan di perusahaan optik miliknya dan “bekerja menapaki karier dari bawah”. Kusadari bahwa yang sebenarnya ada di benak ayahnya adalah menahanku di dalam rumahnya dan di bawah kendalinya, seperti hewan peliharaan menyebalkan yang belum dilatih untuk tidak buang air di dalam rumah dan yang bisa menggigit. Perasaan benci yang akhirnya menumpuk menyebabkan aku melakukan apa yang kulakukan. Aku tidak akan mengulangi perbuatan itu seandainya mendapat kesempatan kedua, tapi aku tidak yakin apakah itu berarti aku terehabilitasi.
Namun, bukan diriku yang ingin kuceritakan kepadamu; aku ingin menceritakan seseorang bernama Andy Dufresne. Namun, sebelum bisa bercerita tentang Andy, aku harus menjelaskan beberapa hal lain mengenai diriku. Ini tidak akan lama.
Seperti yang kubilang, aku telah menjadi orang yang bisa mendapatkan apa saja untukmu di Shawshank sini selama hampir empat puluh tahun. Dan, itu bukan hanya berarti barang-barang selundupan seperti rokok atau minuman keras tambahan, meskipun barang-barang itu selalu paling banyak diminta. Aku telah mendapatkan ribuan barang lain untuk orang-orang yang menjalani masa tahanan di sini; beberapa barang itu sangat legal, tapi sulit didapat di tempat kau seharusnya dijebloskan untuk dihukum. Ada seorang pria yang dipenjara karena memerkosa gadis kecil dan dia mengungkapkan perbuatannya sendiri kepada lusinan orang lain. Aku mencarikannya tiga potong batu pualam Vermont merah dadu dan dia memahat tiga patung indah dari
ketiganya―seorang bayi, seorang bocah laki-laki berusia sekitar dua belas, dan seorang pemuda berjenggot. Dia menyebut mereka sebagai Tiga Masa Hidup Yesus, dan kini ketiga patung itu berada di ruang tamu seorang pria yang dulu menjadi gubernur negara bagian ini.
Atau, inilah nama yang mungkin kau ingat jika kau tumbuh besar di sebelah utara Massachusetts: Robert Alan Cote. Pada 1951, dia mencoba merampok First Mercantile Bank di Mechanic Falls, dan perampokan itu berubah menjadi pertumpahan darah—enam orang akhirnya tewas, dua anggota geng, tiga sandera, dan seorang polisi muda negara bagian yang mengangkat kepala pada saat yang keliru dan tertembak matanya. Cote punya koleksi koin. Tentu saja mereka tidak akan membiarkannya menyimpan koin-koin itu di sini, tetapi dengan sedikit bantuan dari ibunya dan seorang perantara yang biasa menyetir truk penatu, aku bisa mendapatkan koin-koin itu untuknya. Kubilang kepadanya, Bobby, kau pasti gila, ingin memiliki koleksi koin di hotel batu yang dipenuhi pencuri.
Dia menatapku, tersenyum, lalu berkata, Aku tahu di mana harus menyimpan koleksiku. Koin-koin itu pasti cukup aman. Jangan khawatir. Dan, dia benar. Bobby Cote meninggal karena tumor otak pada 1967, tetapi koleksi koin itu tidak pernah ditemukan.
Aku mencarikan cokelat untuk orang-orang pada hari kasih sayang; aku mencarikan tiga susu kocok hijau, yang mereka jual di McDonald’s menjelang St. Paddy Day, untuk seorang Irlandia gila bernama O’Malley; aku bahkan mengatur tontonan tengah malam berjudul Deep Throat dan The Devil in Miss Jones untuk kelompok dua puluh orang yang telah mengumpulkan sumber penghasilan mereka untuk menyewa kedua film itu … walaupun akhirnya aku menjalani hukuman seminggu di sel isolasi gara-gara petualangan kecil tersebut. Itulah risiko yang kau tempuh jika kau adalah orang yang bisa mencarikan apa saja.
Aku pernah mencarikan buku-buku referensi dan buku-buku porno, barang-barang lelucon baru seperti penyengat listrik dan serbuk gatal dan, pada lebih dari satu kesempatan, aku memastikan seorang narapidana yang sudah lama mendekam di penjara mendapatkan celana dalam dari istri atau kekasihnya … dan kurasa kau tahu apa yang dilakukan orang-orang di sini dengan benda semacam itu selama malam-malam panjang, ketika waktu berjalan seperti pedang yang dihunus perlahan-lahan. Aku tidak mendapatkan semua barang itu secara gratis, dan barang-barang tertentu berharga mahal. Namun, itu tidak kulakukan hanya demi uang; apalah gunanya uang untukku? Aku tidak akan pernah punya mobil Cadillac atau terbang ke Jamaika selama dua minggu pada Februari. Itu kulakukan dengan alasan yang sama seperti tukang daging yang hanya mau menjual daging segar kepadamu: aku mendapat reputasi dan aku ingin mempertahankannya. Dua hal yang kutolak untuk kutangani hanyalah senjata dan obat kelas berat. Aku tidak mau membantu siapa pun bunuh diri atau membunuh orang lain. Sudah ada cukup banyak pembunuhan dalam benakku untuk seumur hidup.
Ya, aku ini seperti toserba Neiman-Marcus biasa. Jadi, ketika Andy Dufresne mendatangiku pada 1949 dan bertanya apakah aku bisa menyelundupkan Rita Hayworth ke dalam penjara untuknya, kubilang itu sama sekali tidak menjadi masalah. Dan, itu memang benar.[]