Description
Ayesha membenci Khalid Mirza. Pria itu kolot, suka menghakimi, dan berpakaian seperti pria dari abad pertengahan. Seperti kutub yang sama dan tolak-menolak, Ayesha dan Khalid terus berdebat dan membuat kesal satu sama lain.
Namun, di balik semua konfrontasi itu, ada ketertarikan tak terbantahkan, percikan samar yang susah payah berusaha mereka abaikan. Hingga akhirnya Khalid dijodohkan dengan sepupu Ayesha yang cantik.
Untuk pertama kalinya, Ayesha tersadar bahwa dia tidak bisa lagi bersikap pasrah seperti biasa. Sayangnya, ada rahasia mengerikan yang mengintai, mengancam akan menghancurkan segalanya. Benarkah cinta seberharga itu untuk diperjuangkan, sampai-sampai kau harus terluka dan berkorban?
Ayesha membenci Khalid Mirza. Pria itu kolot, suka menghakimi, dan berpakaian seperti pria dari abad pertengahan. Seperti kutub yang sama dan tolak-menolak, Ayesha dan Khalid terus berdebat dan membuat kesal satu sama lain.
Namun, di balik semua konfrontasi itu, ada ketertarikan tak terbantahkan, percikan samar yang susah payah berusaha mereka abaikan. Hingga akhirnya Khalid dijodohkan dengan sepupu Ayesha yang cantik.
Untuk pertama kalinya, Ayesha tersadar bahwa dia tidak bisa lagi bersikap pasrah seperti biasa. Sayangnya, ada rahasia mengerikan yang mengintai, mengancam akan menghancurkan segalanya. Benarkah cinta seberharga itu untuk diperjuangkan, sampai-sampai kau harus terluka dan berkorban?
Keunggulan Buku
“Novel yang lezat dan menghibur.”
—Kirkus Reviews
“Ada begitu banyak versi penulisan ulang Pride and Prejudice, tetapi sangat sedikit yang dibuat dengan pertimbangan matang dan penuh kreativitas. Salah satunya adalah karya penulis debut yang luar biasa ini.”
—Library Journal Review
“Uzma dengan pintar menggambarkan tekanan sosial yang dihadapi orang-orang keturunan muslim India. Kisah keluarga, komunitas, dan romansa yang amat menghibur.”
—Publishers Weekly Review
“Novel debut yang manis ini adalah bacaan musim panas terbaik: cerdas, bijaksana, romantis, dan sangat memesona.”
—Canadian Living
“Sambutlah penggambaran ulang Darcy sebagai pria muda yang superkonservatif dan Elizabeth Bennet sebagai seorang gadis yang ingin menjadi penyair tetapi merasa frustrasi karena permasalahan keluarganya; dan tinggallah untuk menikmati potret kehidupan yang hangat ala Uzma Jalaluddin dari sudut pandang anak-anak muda muslim berusia dua puluhan di pinggiran Toronto, yang berjuang untuk menghormati warisan budaya asli mereka sembari berjibaku meraih mimpi.”
—The Globe and Mail
“Keriangan yang hiruk pikuk, dilengkapi permasalahan konyol tentang identitas yang tertukar, setumpuk lamaran yang membawa malapetaka, dan pernikahan besar-besaran ala Bollywood.”
—Toronto Life