Search
Close this search box.
ASI--Apakah-todler-perlu-minum-susu-formula

Apapun Yang Terjadi, Tetaplah Menyusui

Ditulis oleh ,

Yuk, bagikan artikel ini!

Ditulis oleh: F. B. Monika

F. B. Monika adalah konselor menyusui yang bergabung dalam La Leche League (LLL), organisasi internasional non-profit pendukung ASI-menyusui dan menjadi leader pertama serta satu-satunya dari Indonesia. Monika juga penulis Buku Pintar ASI dan Menyusui.


When You Have Nothing At All… Keep Breastfeeding

Rang Baca-Apapun Yang Terjadi Tetaplah Menyusui
Rang Baca-Apapun Yang Terjadi Tetaplah Menyusui
Foto: google.com

Gambar dan berita ini sebenarnya sudah lama saya lihat, baru sempat mau nulis terkait hal ini sekarang. Pertama kali lihat dokumentasi ini perasaan campur aduk, antara sedih dan haru.

Satu kalimat yang keluar di otak saya seperti judul tulisan ini : Ketika kamu –sebagai Ibu- tidak punya apa2, bahkan kamu sendiri kekurangan, tetap susui anakmu.

Di foto ini baik Ibu dan bayinya terlihat jelas berada dalam kondisi malnutrisi -berat-. Mungkin timbul banyak pertanyaan dengan kondisi Ibu seperti ini masihkah ASI nya ada/keluar?

Dari berbagai referensi mengenai Maternal Nutrition & Breastfeeding, beberapa hal yang dapat dipelajari bersama:

  1. Komposisi & kandungan ASI hanya sedikit terpengaruh oleh diet (makanan – minuman ) Ibu.
    Laktosa & protein secara umum tetap konstan walau Ibu dalam kondisi kekurangan gizi.
  2. Karbohidrat, protein, lemak, kalsium dan zat besi dalam ASI tidak banyak terpengaruh bahkan bila Ibu kekurangan nutrisi2 ini dalam makanan Ibu.
  3. Tubuh Ibu menyusui minimal perlu menerima 1.800 kalori per hari (idealnya 2.200 – 2.700 kalori per hari)

Bila melihat 2 point di atas, bukan berarti Ibu berpikir bahwa tidak masalah makan tidak sehat/seenaknya. Tentu pemikiran ini tidak tepat, karena untuk jangka panjang kesehatan Ibu yang dirugikan dan beberapa hal di bawah ini yang dapat terjadi terkait produksi & kualitas ASI:

  1. Dehidrasi berat dapat menurunkan produksi ASI
  2. Apabila asupan Ibu lebih rendah dari kebutuhan tubuh Ibu + kebutuhan untuk memproduksi ASI, maka tubuh Ibu akan mengambil nutrisi terbaik yang tersedia dari jaringan tubuh Ibu dan beberapa mikronutrient kandungannya akan lebih rendah dalam ASI seperti Vitamin B6, Vitamin B12.(Oleh karena itu Ibu penganut Vegetarian murni perlu mengkonsumsi suplemen vitamin B)
  3. Ibu menyusui dengan kondisi malnutrisi berat (dalam jangka panjang) secara perlahan produksi ASI nya akan menurun

Jadi, selama Ibu tidak berada dalam tahap malnutrisi berat/ekstrim, secara umum Ibu dapat memproduksi ASI secara cukup dan hukum supply vs demand untuk produksi ASI tetap berlaku (makin sering payudara dikosongkan maka produksi ASI makin baik).

Baca juga: Suka Duka Menjadi Seorang Ibu

Kualitas ASI terutama beberapa mikronutrient dapat terpengaruh bila Ibu kekurangan nutrisi.

Ibu-Ibu dengan kondisi malnutrisi di Afrika tetap dianjurkan untuk menyusui anak-anak mereka dibandingkan memberi sufor (yang lebih sulit diakses baik sufor maupun air bersih) atau PASI (Pengganti ASI) lainnya.

Bonding, kedekatan Ibu dan bayi paling mudah dibangun melalui menyusui langsung, walaupun hanya sekedar nursing for comfort(menyusu untuk kenyamanan bayi). Dan bayi-anak dengan insting yang telah diberikan Allah paham bahwa Ibu-nya lah sumber makanannya, sumber untuk bertahan hidup, sumber mendapatkan ketenangan & kenyamanan.

Semoga tulisan ini mengetuk hati sebagian Ibu yang sehat tapi kurang mau berusaha, kurang mau berjuang berikan hak bayinya.

So,

When You Have Nothing At All…

Just Keep Breastfeeding…


**F. B. Monika adalah konselor menyusui yang bergabung dalam La Leche League (LLL), organisasi internasional non-profit pendukung ASI-menyusui dan menjadi leader pertama serta satu-satunya dari Indonesia. Monika juga penulis Buku Pintar ASI dan Menyusui.