A Diary of Genocide, Sebuah Catatan Harian, Bentuk Perlawanan, dan Harapan

Ditulis oleh Minou, Admin Noura

Yuk, bagikan artikel ini!

Buku A Diary of Genocide merupakan sebuah catatan mendalam tentang kehidupan warga Palestina di tengah gencatan senjata. Atef Abu Saif, seorang penulis dan mantan Menteri Kebudayaan Otoritas Palestina, merekam hari-hari di Gaza selama serangan berlangsung. Setiap halaman buku ini menggambarkan rutinitas harian yang mencekam dan terus mengalami eskalasi setiap hari. Suara bom, ledakan, dan ancaman drone terus-menerus membayangi. Ia menggambarkan secara detail setiap peristiwa, membuat kita hanyut merasakan penderitaan, ketakutan, dan kehilangan yang dialami oleh warga sipil akibat serangan yang membabi buta. 

 

Narasi sebagai Bentuk Perlawanan

Salah satu tema utama buku ini adalah tentang narasi sebagai alat perlawanan terhadap pendudukan. Dalam sebuah wawancara dalam kanal YouTube Jalin, Atef Abu Saif menyampaikan bahwa sebagai seorang penulis, A Diary of Genocide adalah salah satu bentuk perlawanan dengan menceritakan tentang kondisi sebenarnya di Gaza, yang mungkin tidak akan kamu temukan di media-media arus utama. 

 

Seni sebagai Wujud Solidaritas dan Harapan

Buku ini juga menggambarkan solidaritas di antara warga Gaza. Mereka menunjukkan rasa saling peduli dan berbagi di tengah kehancuran. Selain itu, Abu Saif berbicara tentang peran harapan dalam memperjuangkan masa depan yang lebih baik. Melalui narasi pribadi dan cerita warga sekitar, Abu Saif menunjukkan bagaimana seni dan budaya memberikan harapan, bahkan di tengah krisis yang menghancurkan. Ekspresi seni dalam bentuk apa pun menjadi ruang untuk mengekspresikan perasaan dan mengeluarkan beban dalam diri di tengah tekanan. Dalam setiap catatan, ia menekankan bahwa harapan, meskipun kecil, adalah elemen penting yang membantu masyarakat Gaza tetap bertahan secara mental dan emosional.

 

Pesan tentang Kemanusiaan untuk Dunia

A Diary of Genocide tidak hanya menjadi catatan sejarah tentang penderitaan Palestina, tetapi juga sebuah seruan global tentang pentingnya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Abu Saif mengajak pembaca dari berbagai belahan dunia untuk memahami bahwa budaya dan seni adalah elemen universal yang menghubungkan kita sebagai manusia. Dalam konteks pendudukan dan konflik, budaya menjadi medium penting untuk mengekspresikan rasa sakit, perlawanan, dan keinginan untuk perdamaian.

 

Melalui A Diary of Genocide, Atef Abu Saif menyajikan lebih dari sekadar catatan perang. Catatan harian ini tidak hanya menggambarkan penderitaan, tetapi juga keteguhan dan semangat juang masyarakat Gaza dalam menghadapi situasi yang sangat sulit. Ia juga menyoroti kekuatan budaya sebagai sarana untuk bertahan hidup, memperjuangkan hak asasi manusia, dan membangun harapan di tengah keterbatasan. 

 

Bagi Nourans yang ingin memahami lebih dalam tentang konflik di Palestina dan merasakan langsung pengalaman warga Gaza, A Diary of Genocide, sebuah catatan harian dari Atef Abu Saif adalah bacaan yang sangat direkomendasikan. 

Dapatkan buku A Diary of Genocide karya Atef Abu Saif di Noura Publishing Official Store!

[PESAN BUKUNYA DI SINI]