Nourans, pernahkah kalian membayangkan sekelompok pensiunan berusia hampir 80 tahun menjadi detektif dalam kasus pembunuhan sungguhan? Di desa pensiunan Coopers Chase yang biasanya sunyi, empat sahabat lansia berkumpul tiap Kamis sore, bukan untuk bermain kartu atau membuat kerajinan tangan, melainkan untuk membedah kasus kriminal yang belum terpecahkan. Mereka menyebut diri mereka The Thursday Murder Club. Kedengarannya seperti plot fiksi jenaka? Ya, tetapi juga mendebarkan, menyentuh, dan sungguh menghibur.
Novel debut Richard Osman ini tidak hanya penuh kejutan misteri, tetapi juga perayaan persahabatan, makna menjadi tua, dan bagaimana dunia memandang generasi senior. Sebuah bacaan yang membuat kita tertawa, berpikir, dan diam-diam menitikkan air mata.
Ketika Detektif Lansia Menjadi Pahlawan
Elizabeth, Joyce, Ibrahim, dan Ron—empat karakter utama yang menolak dikerdilkan oleh usia—memiliki keahlian unik masing-masing. Elizabeth, yang tidak diketahui masa lalunya tetapi lihai menyusun strategi. Joyce, mantan perawat, menawarkan sudut pandang personal melalui catatan hariannya yang polos dan menyentuh. Ibrahim, mantan psikiater, adalah si pengamat tenang yang bijak. Dan Ron? Bekas aktivis buruh keras kepala yang diam-diam menyayangi teman-temannya.
Ketika pembunuhan sungguhan mengguncang Coopers Chase, keempat sahabat ini melangkah ke medan yang lebih berbahaya. Mereka tidak hanya menyelidiki demi sensasi, tetapi karena peduli—terhadap kebenaran, terhadap sesama, dan terhadap satu sama lain.
Lebih dari Sekadar Misteri
The Thursday Murder Club bukanlah novel triler biasa. Ya, ada pembunuhan, motif tersembunyi, dan plot twist. Namun, kekuatan utama novel ini justru terletak pada karakterisasi yang dalam dan humanis. Richard Osman berhasil menunjukkan bahwa menjadi tua bukan berarti kehilangan makna hidup. Lewat interaksi hangat antaranggota klub dan hubungan mereka dengan tokoh muda seperti polisi Donna dan Chris, kita diajak melihat bahwa persahabatan dan pengertian bisa melampaui jurang usia.
Tak hanya itu, novel ini membahas isu-isu nyata, seperti kesepian lansia, keterasingan sosial, dan pentingnya komunitas dalam menghadapi hari-hari senja. Ditulis dengan nada yang ringan tetapi sarat makna, kita seakan-akan diajak masuk ke Ruang Jigsaw tempat klub berkumpul, sambil mencicipi keik buatan Joyce dan menyesap teh hangat di sore hari.
Antara Lelucon, Luka, dan Harapan

Dengan gaya humor khas Inggris dan dialog-dialog yang mengena, pembaca dibuat tersenyum di tengah ketegangan cerita. Namun, di balik canda, ada kedalaman emosional yang mengejutkan. Kita diajak merenung tentang kehilangan, cinta yang bertahan, dan semangat untuk tetap hidup sepenuhnya meskipun rambut telah memutih.
Kisah ini juga memperlihatkan betapa pentingnya tidak meremehkan siapa pun, apalagi berdasarkan usia. Seperti yang dikatakan Val McDermid, “Peringatan hangat, bijak, dan cerdas agar tidak meremehkan orang tua.” Dan betapa benarnya itu. The Thursday Murder Club membuktikan bahwa siapa pun bisa menjadi pahlawan—bahkan jika mereka harus mengatur jadwal penyelidikan di antara kelas seni dan pelajaran bahasa Prancis.
The Thursday Murder Club bukan hanya novel kriminal, melainkan juga kisah hidup yang kaya, hangat, dan penuh warna. Sebuah kombinasi cerdas antara misteri dan kemanusiaan, yang membuat kita tak hanya ingin tahu “siapa pelakunya”, tetapi juga ingin tahu lebih banyak tentang para tokohnya.
Jika kamu mencari bacaan yang cerdas, hangat, dan tak terlupakan, inilah jawabannya. Temukan The Thursday Murder Club karya Richard Osman terbitan Noura Books, dan nikmati perjalanan menyenangkan bersama detektif-detektif lansia yang tak kalah tajam dari Sherlock Holmes.
Bacalah dan temukan bahwa tidak ada kata “terlambat” untuk menjadi luar biasa.
[ PESAN BUKUNYA DI SINI ]
Referensi:
- Osman, Richard. The Thursday Murder Club. Noura Books, 2025.
- Greenhalgh, Anya. (2022). “Sepucuk Surat Cinta Psikologis untuk The Thursday Murder Club.” https://www.bps.org.uk/psychologist/psychology-love-letter-thursday-murder-club
- Artis-Ann. (2023). “It Seemed Innocuous Enough.” https://yorkshiretimes.co.uk/article/It-seemed-innocuous-enough-The-Thursday-Murder-Club-by-Richard-Osman
- BBC News. (2021). “Richard Osman Named Author of the Year.” https://www.bbc.com/news/entertainment-arts-57084973



