Toilet training adalah proses pembelajaran buang air pada anak yang dilalui secara bertahap. Dalam fase ini, anak akan belajar etika buang air seperti orang dewasa. Pada umumnya, anak yang telah berusia 18-30 bulan sudah dianggap siap untuk memulai toilet training.
Toilet training bertujuan untuk melatih anak mengendalikan diri dan memahami tanda-tanda untuk buang air sesuai dengan sinyal yang tubuh berikan. Saat anak bisa ke toilet sendiri maka mereka tidak lagi memerlukan popok untuk menampung urine dan fesesnya.
Namun, biasanya proses toilet training dihiasi dengan drama-drama yang bisa membuat Ayah-Bunda mengelus dada. Misalnya, anak hanya ingin masuk ke toilet dengan satu orang yang sama, anak merasa takut duduk di toilet, tidak mau keluar dari toilet karena fesesnya hilang tersedot kloset, atau drama lainnya. Nah, untuk menghindari kondisi-kondisi tersebut, ayo, simak lima tip anti drama agar toilet training si Kecil sukses!
- Gunakan Kata Ajakan yang Menarik untuk ke Toilet
Saat anak tiba-tiba mogok untuk buang air di toilet, mungkin Ayah-Bunda bisa coba gunakan kata ajakan yang lebih menarik. “Toilet sudah menunggu kita untuk buang air, lho!” atau “Buat toilet senang karena kamu sudah tidak lagi mengompol, yuk!” merupakan contoh kata ajakan yang bisa Ayah-Bunda coba.
- Siapkan Perlengkapan yang Memikat Anak
Ayah-Bunda bisa menyihir mata anak dengan membuat mereka terpikat oleh perlengkapan toiletnya. Dudukan kloset yang berwarna kuning, berbentuk kodok, atau ada tangga kecil untuk mereka naik akan membuat toilet terasa lebih menyenangkan.
- Tetap Santai Bila si Kecil “Telanjur” Buang Air
Toilet training tentunya butuh waktu, konsistensi, dan kesabaran. Ketika anak masih sering telanjur buang air sebelum sampai ke toilet, sebaiknya Ayah-Bunda tidak memarahi mereka, sebab jika anak merasa ketakutan, proses toilet training akan menjadi lebih sulit.
- Berikan Stiker agar Anak Mendekorasi Sendiri Toiletnya
Sembari menjelaskan seputar tanda-tanda ingin buang air, Ayah-Bunda bisa membuat anak bersemangat datang ke toilet dengan memberinya banyak stiker lucu. Membiarkan anak terlibat dengan dekorasi toiletnya akan membuat mereka merasa lebih nyaman ke toilet dengan sukarela dan tanpa paksaan.
- Learning by Doing bersama Buku Menarik Bertemakan Toilet Training
Ketika anak duduk di kloset dan “pembuangan” belum terjadi, Ayah-Bunda bisa coba untuk membacakannya sebuah buku seru bertemakan toilet training. Melalui ilustrasi yang menarik dari buku, anak bisa memahami apa itu toilet training dengan cara yang seru dan dapat langsung mempraktikkannya.
Jadi, itu dia lima tip anti drama agar si Kecil sukses toilet training. Mana yang paling Ayah-Bunda tandai untuk dicoba, nih?
Apakah yang nomor lima? Jika iya, Seri Nabil & Naura: Belajar ke Toilet Bersama Nabil & Naura adalah buku yang cocok untuk si Kecil! Buku ini dilengkapi ilustrasi lucu penuh warna dengan teks sedikit yang mudah dipahami si Kecil. Ayo, sukseskan toilet training si Kecil dan dapatkan bukunya di Mizanstore Official!
Sumber:
Toilet Training: Tanda Kesiapan dan Cara Mengajarkannya. (2023). Diakses pada 23 Februari 2024 dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-toilet-training
How to potty train. (2022). Diakses pada 25 Februari 2024 dari https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/potty-training-and-bedwetting/how-to-potty-train/
Makarim, Fadhli Rizal. (2022). 5 Cara Tepat Ajarkan Toilet Training pada si Kecil. Diakses pada 25 Februari 2024 dari https://www.halodoc.com/artikel/5-cara-tepat-ajarkan-toilet-training-pada-si-kecil
Ways To Make Potty Training Fun. (2023). Diakses pada 25 Februari 2024 dari https://www.pull-ups.com/en-us/resources/tips-advice/how-to-potty-train/how-to-make-potty-training-fun