Oleh: Medina
Pasca-melahirkan adalah masa-masa terberat bagi seorang ibu. Setelah melewati proses kehamilan yang panjang dan persalinan yang menegangkan, dia harus beradaptasi dengan berbagai perubahan di dalam dirinya, seperti perubahan fisik, hormonal, emosional, hingga peran sosial.
Kondisi tersebut berakibat pada perubahan suasana hati Bunda, yang ditunjukkan dengan gejala seperti mudah marah, mudah tersinggung, sering menangis tanpa alasan yang jelas, hingga sulit tidur. Secara medis, apa yang dialami oleh para ini ibu dikenal dengan istilah baby blues syndrome.
Baby blues biasanya berlangsung selama tiga sampai sepuluh hari, ada pula ibu-ibu yang mengalaminya hingga dua pekan. Umumnya, baby blues tidak memerlukan penanganan khusus dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, untuk melalui masa sulit ini, sangat dibutuhkan dukungan emosional dari orang-orang terdekat Bunda, terutama dari sosok suami.
Belajar dari pengalaman saat mendampingi proses kelahiran anak-anaknya, Indra Brasco menerapkan beberapa prinsip untuk mengantisipasi dan mengatasi baby blues syndrome:
1) Banyak belajar dan mencari informasi tentang pengasuhan anak, terutama tentang baby blues syndrome. Dengan mempelajarinya lebih awal, Ayah dapat memprediksi apa yang terjadi dan lebih siap dalam menghadapinya.
2) Memastikan kebutuhan makan dan tidur ibu terpenuhi. Merawat newborn baby adalah aktivitas yang sangat melelahkan, sehingga menjadi salah satu pemicu suasana hati yang tak menentu. Memastikan perut Bunda kenyang dan cukup istirahat adalah upaya tepat untuk membuat suasananya hatinya jadi lebih baik.
3) Terlibat secara penuh dalam mengurus bayi. Meskipun waktu Ayah lebih terbatas karena bekerja, Ayah dapat terlibat dalam beberapa aktivitas seperti memandikan dan menggantikan popok, menimang dan menidurkan bayi, mengajaknya bermain selagi bunda makan dan mandi, dan kegiatan mengasuh lainnya. Ingat, menjadi orangtua bukanlah tugas seorang ibu sepenuhnya, tetapi merupakan wujud kerja sama antara Ayah dan Bunda.
4) Menanyakan perasaan Bunda dan memenuhi apa yang dia butuhkan. Di tengah suasana hati yang tak menentu, menanyakan apa yang tengah dirasakan Bunda menjadi salah satu upaya untuk memastikan kondisi emosionalnya tetap stabil. Selain itu, Ayah juga bisa inisiatif menawarkan apa yang tengah dibutuhkan Bunda saat ini, entah dengan memijatnya atau membuatkan cokelat hangat untuknya. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih dan mengapreasiasi Bunda untuk menghargai perjuangannya menjadi seorang ibu.
Baby blues syndrome bisa dialami oleh siapapun, tak hanya menyerang para ibu baru, tetapi mereka yang sudah pernah melahirkan sekalipun. Untuk para ayah, jadilah partner yang tepat dan tanggap bagi para Bunda yang tengah berjuang melewati masa-masa berat pasca-melahirkan. Pastikan Bunda melaluinya dengan suka cita dan bisa menikmati momen bahagia bersama bayinya.
Dapatkan buku Parenthink karya Mona Ratuliu di sini: